Sejak Konstantinopel jatuh dan Eropa bangkit, secara pelan dan "tuma'ninah" (hwaduhh) umat Islam berada dalam keterpurukan yang menggalaukan. Betapa tidak, kejayaan dan kebanggaan beratus tahun harus terpuruk di jalanan. Sementara sayap-saya kolonialisme Barat merayap mencengkram menjamah kehormatan banyak negeri Muslim. Seakan balas dendam dari kelelahan perang Salib, bangsa Barat mengukuhkan hegemoninya di dunia Timur yang banyak dikuasai Muslim. Bahkan ketika era pedang dan sandal berganti ke era senapan dan bayonet hingga era pesawat telepon... Barat semakin maju, dunia Islam semakin mundur. Barat sudah menang telak. Ibarat kalo mereka sudah mengunci tangan lawan, dipatahkan pula, dimutilasi akhirnya. Apa yang tersisa di dunia Islam? Wajah umat yang compang-camping. Wajah-wajah kalah yang sangat haus akan kehormatan. Kehormatan yang diinjak-injak bangsa yang dulu jadi muridnya.
Itu yang setidaknya saya tangkap setelah membaca buku sederhana karya Ziauddin Sardar: Islam For Begginners. Ini buku bagus yang cocok dibaca oleh non-Muslim untuk mengenal Islam secara umum namun relatif lengkap. Bagus juga buat Muslim yang ingin memperbarui pandangan pada dirinya.
Beberapa teman telah memutuskan pertemanan dengan saya gara-gara saya suka mengkritik umat sendiri, gara-gara saya bela minoritas, gara-gara pandangan sekuler saya dan mereka tidak paham akar pemikiran saya. Yo wis lah.
Perubahan wajah Islam dari sejuk menjadi beringas telah membuat saya semakin kritis ke dalam. Kritisisme ke dalam itu perlu, kalo kritisisme ke luar mah udah biasa. Coba aja Jokower suruh nyebutin jeleknya Prabowo, atau sebaliknya Prabower suruh nyari jeleknya Jokowi. Jadi apa yang saya dapat dari kritisi ke dalam tadi? Apa yang terjadi di tubuh umat Islam? Sekafir-kafir dan sesesat saya (menurut kamu... iyaaa kamuuuuh) ... saya masih meyakini jalan Keislaman yang sudah membesarkan saya. Islam yang saya pelajari lewat bapak, Ibu, juga ustadz jaman di Jogja. Cuma aja tafsir saya beda ama "kamu" (ya kamu yang tadi itu ... )
Islam Rahmatan lil Alamin atau ...
Dari renungan dan pengulik-ulikan....saya melewati fase perbandingan Islam-Kristen, lalu bandingin Islam-Budha, Islam-Tao, terakhir Sunni-Syi'ah... saya pun mengkategorikan Islam sebagai 3 saja:
- Rahmatan Lil Alamin,
- Rahmatan Lil Muslimin, dan terakhir
- ndak Rahmatan Lil dua-duanya.
Agama: tafsir dan emphasis |
Islam tipe pertama itu yang saya yakini, kalo tipe kedua biasanya ngaku-ngaku rahmatan lil alamin tapi pake syarat-syaratan (kayak Indosat kalo ngasih bonus gratisan pulsa) dan tipe ketiga itu yang malah bikin jelek Islam keseluruhan.
Masalah yang Dihadapi Umat Islam
Masalah yang dihadapi umat Islam saat ini menurut saya ada tiga:1. Kerukunan antar faksi
Well... guys. Mana ada cerita umat Islam bersatu? Kafirin dulu, rukun pilih-pilih. jadi Islam itu satu cuma ilusi. Iya bisa jadi satu...itu setelah takfiri yang lain-lain. Eh enggak ding. Islam bersatu di Mall... di kuilnya kapitalisme (wakakak)
2. Kejumudan di bidang ilmiah
Nah mana ada sekarang komunitas muslim yang berhasil di teknologi sebanyak komunitas Yahudi? Lha Iran? Iran kan maju? Punya superkomputer setara ama Korea Selatan n Prancis? Haaa Iran tuh Syi'ah... itu kan udah kalian takfirkan hahaha. Akibat dari 2 faktor tadi akhirnya:
3. Umat Islam hilang kehormatan dan rasa percaya diri
Sekarang ini banyak yang susah payah menunjukkan kebenaran Islam memakai klaim-klaim hoax di internet.
Cara Mewujudkan Izzul Islam wal Muslimin
Jadi bagaimana supaya Islam kembali jaya? Supaya umatnya kembali percaya diri dan tak dicurigai sebagai teroris hanya karena piara jenggot?
Berikut hasil ulikan saya. Gimana cara umat Islam kembali dihargai.
- Aqidah untuk dirimu, namun akhlak universal itu untuk dunia. Jika akhlak cantik, orang lain akan penasaran juga dengan yang lain dari dirimu. Kalo belum-belum udah ngurusin aqidah orang, kamu ditinggal lari sambil tertawa. Jangan hipokrit lagi. Jangan sok. Semua dimulai dari akhlak. Non-muslim respect dengan sendirinya. Sunni-Syiah gak penting, yang penting dapet THR (minggu ngarep wis bakda, Boss ...).
- Jaman sudah berubah. Lupakan menyetelnya ulang kembali ke abad ke-7. Berbuatlah sesuatu yang mewakili umat universal, sebagai rahmatan lil alamin. Sekarang bukan saatnya bentrok Barat dan Timur. Gak usah mengimani Clash of Civilization-nya Samuel P. Huntington. Mending kamu memihak Marvel ato DC... (iki opo'an sih?)
- Jangan jadi monster bagi badan sendiri. Kita memang di-bully oleh kepentingan dunia Barat. ISIS, Taliban, Al-Qaeda dll memang ditanam Barat tapi sebagian dari kita yang memupuknya. Mereka kini menjadi monster bagi badan sendiri. Kucing yang dulu kayaknya cantik sekarang menjadi serigala kelaparan. Ngakunya menegakkan Islam tapi ...
- Tebus semua pelecehan atau penghinaan yang ditimpakan pada kita dengan penemuan-penemuan baru bidang ilmu pengetahuan. Iya, jaman dulu kita emang berjaya. Tanpa penemuan yang dikembangkan kebudayaan Muslim (which is kita belajarnya dari Yunani yang sekarang bangkrut), Eropa gak bisa Rennaissance tapi so what?...itu cerita lama. Sekarang ilmu tak seperti abad lalu. Sekarang era Quantum Physics. Daripada klaim foto hoax yang dicomot dari website NASA mending terjemahin karya-karya ilmiah yang masih in English. Kalo kita cuman teriak-teriak memusuhi Barat dan Yahudi hasilnya malah bikin kita tampak konyol.
- Bersuaralah untuk hal yang semestinya benar meskipun itu bukan dari golongan kita. Jangan mentang-mentang sesama Muslim kalo ada orang bego terkenal bikin statement konyol terus dibela tanpa malu. Yang bikin kita jelek itu paling banyak ulah dari kaum sendiri. Lihat lah komen-komen di page hoax atau takfiri-takfiri itu.
- Jangan pakai teori konspirasi buat membela diri. Jangan apologetik. Kalo perlu berkonspirasilah untuk mengembalikan kehormatan (lhoh?). Sekalipun Minions itu Illuminatti biarin aja. Kita bikin secret message berupa bulan bintang di kurma-kurma dan sinetron hidayah kita. Bikin sinetron hidayah selaris Age of Ultron.
- Respect other traditions but peganglah identitas yang membuatmu nyaman. Jangan apa-apa yang Nusantara di-Arabkan, meskipun di Arab sekarang mulai terjadi Indonesianisasi jama'ah haji. Lho kan malah impas? (impas mbiahmu kuwi!)
Begitulah jama'ah fesbukiyyah yang dirahmati Allah Subhanahuwata'ala. Kiat-kiat yang saya anjurkan pasti ... mustahil dilaksanakan hahaha. Cuma berandai-andai bahwa nun di sana ada segelintir orang (dengan kepentingan tertentu) melihat terpuruknya dunia Islam. Mereka pun bergumam.
"Terlambat! Racun yang kita ramu terlalu kuat. Kalian tak akan pernah bangkit lagi karena kalo kamu bangkit, saudara seumatmulah yang akan menggagalkannya. Kamu akan di-bully sebagai antek liberalllllll. Kalian akan saling curiga. Kami telah membuat bahwa bagi kalian lebih baik hancur dengan mempertahankan kehormatan, daripada bangkit menghancurkan dinding-dinding kejumudan. Kalian tidak akan kenal Abdussalam (lupakan bahwa dia nobelis fisika karena dia Ahmadiyyah ding), kalian tidak akan kenal Ahmed Zewail, kalian kenalnya cuman Harun Yahya (:p). Kalian nggak akan baca Fazlur Rahman (aku juga belom wihihih), bacaan kalian cuman Felix Siauw (aku udah beberapa halaman ajah...). Maka kalian akan tidur kembali... selamanya.... selamanya... selamanya...."
Kemudian terdengar suara tawa jahat yang bergema lalu fade out.
Tak lama kemudian, ada yang memecahkan misteri-misteri seputar String Theory, pada saat yang sama umat Islam masih ribut urusan wudhu.