Kanji dan Hanzi
Kanji adalah pengucapan bahasa Jepang dari Hanzi. Hanzi secara literal berarti huruf atau tulisan Han*. Han adalah bangsa mayoritas yang menguasai dan membentuk kebudayaan Cina. Bahasa mandarin, bahasa nasional yang digunakan di Republik Rakyat Cina saat ini didebut juga sebagai Hanyu atau "bahasa Han". Pembentukan kebudayaan Han menjadi identitas pemersatu Cina terutama dalam bahasa dan tulisan telah dimulai sejak jaman Qin Shihuangdi (baca: Ch'in Shih-huang-ti) (259-210 SM). Qin Shihuangdi adalah pendiri Dinasti Qin yang mempersatukan kerajaan-kerajaan di seluruh Cina menjadi satu negara berkebudayaan tunggal. Perjuangan Qin Shihuangdi tersebut berdampak selama beribu-ribu tahun setelahnya. Maka, meskipun Cina juga terdiri dari beberapa suku yang memiliki bahasa daerah sendiri-sendiri, mereka menggunakan huruf yang sama, yaitu Hanzi. Hingga saat ini, Hanzi bisa dibaca dalam berbagai bahasa daerah Cina yang berbeda. Misalnya Hongkong yang merupakan pengucapan bahasa Kanton, dibaca sebagai Xianggang dalam bahasa mandarin.
*.Catatan: kata "ji" dalam Kanji sudah berarti huruf, maka sebutan huruf Kanji tidaklah tepat.
Hanzi dan Kanji (image: eastasiastudent.net) |
Asal Mula Terciptanya Hanzi
Asal mula terciptanya Hanzi tidak terlalu jelas. Hanzi diperkirakan bermula sejak jaman Dinasti Shang ((1570?-1045? SM). Perkiraan tersebut didasarkan pada bukti arkeologis berupa goresan-goresan pada tulang orakel dan tempurung kura-kura (benda yang dipakai untuk keperluan ahli nujum Cina kuno). Goresan-goresan tersebut merupakan bentuk awal dari Kanji modern. Selebihnya, terciptanya Hanzi merupakan legenda rakyat yang dipenuhi kisah-kisah ajaib. Misalnya kisah tentang manusia aneh bermata empat bernama Tsangh-hsieh yang menciptakan Hanzi setelah terinspirasi dari jejak kaki burung dan binatang lain.
Pada abad ke 4 dan 5 M, bangsa Jepang mengadopsi budaya Cina secara besar-besaran termasuk hurufnya. Hanzi yang diucapkan menjadi Kanji oleh orang Jepang, dipakai dalam naskah-naskah resmi kerajaan maupun keagamaan. Ketika Jepang mulai membentuk identitas nasionalnya, mereka menciptakan huruf Katakana dan Hiragana yang merupakan modifikasi dari goresan Kanji. Pada perkembangan selanjutnya, Kanji yang digunakan dalam bahasa Jepang berkembang secara tersendiri dan seringkali memiliki arti yang cukup berbeda dengan aslinya.
Hanzi dalam Bahasa Cina
Hanzi tetap bertahan sebagai huruf resmi yang digunakan di Cina. Namun huruf-huruf tersebut telah mengalami beberapa perubahan. Beberapa dari huruf yang rumit telah mengalami penyederhanaan dan dibakukan. Sementara itu bentuk huruf yang lama masih digunakan dalam kaligrafi.
Sebelum transliterasi resmi bahasa Cina dibakukan, sejak 1892 bahasa Cina memakai ejaan Wade-Giles (diciptakan oleh dua Orientalis berkebangsaan Inggris, Sir Thomas Wade dan Herbert Giles). Ejaan Wade-Giles menuliskan transliterasi Hanzi berdasarkan kemiripan bunyinya dalam pengucapan latin. Dalam tulisan seringkali perbedaan pengucapan itu sulit dikenali. Akibatnya ejaan sistem ini tak lama dipakai. Pada tahun 1958 pemerintah Cina mulai meresmikan pemakaian ejaan Hanyu Pinyin untuk transliterasi bahasa Cina. Hanyu Pinyin menuliskan transliterasi Hanzi secara lebih jelas dengan memakai huruf yang berbeda untuk setiap pengucapan yang berbeda. Hingga saat ini Hanyu Pinyin adalah transliterasi resmi untuk penulisan bahasa Cina ke dalam tulisan alfabet.
Dalam bahasa Cina, satu Hanzi bisa saja memiliki banyak arti tergantung konteks atau paduannya dengan huruf lainnya. Menariknya, ada banyak huruf berbeda dengan pengucapan yang sama. Terlebih lagi bahasa Cina merupakan bahasa tonal (berdasarkan nada). Perbedaan tonal untuk huruf berbeda dengan pengucapan yang sama tentu membingungkan pemula. Untuk memahami ini seseorang haruslah mempelajari bahasa Cina dari dasar lewat seorang penutur.
Kanji dalam Bahasa Jepang
Dalam penulisan bahasa Jepang modern, Kanji dipadukan bersama dengan katakana dan hiragana. Bahasa Jepang membaca Kanji dengan dua cara yaitu Kun-yomi dan On-yomi. Kun-yomi adalah cara baca Kanji menurut bahasa Jepang sedangkan On-yomi adalah cara baca Kanji menurut bahasa Cina. Cara baca On-yomi tidaklah sama persis dengan bahasa Cina. Orang Jepang melafalkan bahasa Cina dengan cara yang berbeda sehingga yang terjadi adalah "pengucapan bahasa Cina" menurut lidah orang Jepang.
Sejalan dengan perkembangan bahasa, Kanji Jepang menjadi agak berbeda dengan Hanzi asalnya di Cina. Kadang makna yang disampaikan pun berbeda dengan yang dipakai di Cina. Pada awalnya bahasa Jepang menggunakan Kanji sebanyak yang digunakan di Cina, namun sejak 1946 pemerintah Jepang membatasi Kanji untuk dipakai sehari-hari menjadi sejumlah 1850 huruf. Pada tahun 1981 daftar itu ditambahi hingga jumlahnya mencapai 1945. Daftar ini disebut Jooyoo Kanji atau Kanji untuk penggunaan sehari-hari. Jooyoo Kanji harus dipelajari sejak sekolah dasar. Surat kabar Jepang membatasi penggunaan Kanji berdasarkan daftar Jooyoo Kanji tersebut.
Untuk selanjutnya, artikel ini akan menggunakan istilah Kanji untuk sekaligus menyebut Hanzi dengan pertimbangan bahwa istilah Kanji lebih populer dipakai.
Struktur Kanji
Jumlah Kanji sangat banyak. Diperkirakan melebihi 40.000. Namun Kanji yang dipakai sehari-hari terbatas jumlahnya (meskipun masih tetap sangat banyak). Banyaknya jumlah tersebut tidaklah mengherankan karena Kanji merupakan ideogram yaitu simbol yang mewakili konsep, makna atau ide tertentu, bukan mewakili bunyi suku kata atau silabel. Satu huruf kanji mewakili satu makna tertentu. Makna baru bisa dibentuk dengan memadukan dua huruf atau lebih.
Semua orang mengakui bahwa menghafal beribu-ribu Kanji itu memang sangat sulit. Maka para ahli Kanji kemudian menyusun cara untuk memudahkan pembelajaran. Dilihat dari cara penulisannya, Kanji tersusun atas goresan-goresan. Sedangkan dilihat dari pembentukannya, Kanji terdiri dari bagian-bagian.
a) Kanji berdasarkan goresan
Kanji ditulis dengan memerhatikan urutan tertentu. Kanji paling sederhana terdiri atas satu goresan yang disebut kaku dalam bahasa Jepang, hua dalam bahasa Cina. Berdasarkan cara penulisannya, Kanji bisa dilihat berdasarkan jumlah kakau atau hua-nya.
b) Kanji berdasarkan bagian
Kanji bisa dipilah-pilah menurut bagian yang menjadi pembentuknya. Ada huruf tunggal yang sudah memiliki arti tersendiri yang jika dipadukan dengan huruf lain bentuknya akan berubah dan muncul huruf dengan makna baru. Para ahli memilah Kanji berdasarkan hal tersebut. Dalam bahasa Jepang bagian-bagian tersebut disebut bushu (Cina: bushou). Ada tujuh jenis bushu dalam Kanji, yaitu:
1) Hen, merupakan bushu yang terletak di sebelah kiri.
2) Tsukuri, merupakan bushu yang terletak di sebelah kanan.
3) Kamae, merupakan bushu yang melingkupi sebelah kiri, atas dan kanan.
4) Tare, merupakan bushu yang melingkupi sebelah kiri dan atas.
5) Kanmuri, merupakan bushu yang terletak di bagian atas.
6) Nyoo, merupakan bushu yang melingkupi sebelah kiri dan bawah.
7) Ashi, merupakan bushu yang terletak di bagian bawah.
Kamus Kanji
Dengan adanya sistem pembagian Kanji berdasarkan bushu tadi, pembelajar Kanji menjadi bisa berbesar hati. Kamus Kanji baik dalam bahasa Cina atau Jepang selalu menyertakan daftar huruf berdasarkan bushu tersebut. Jika kita ingin mencari suatu Kanji, kita harus mengenali bushu-nya. Kemudian kita mencari daftar huruf yang memuat bushu tersebut. Lebih detail lagi, huruf-huruf yang memuat bushu tersebut juga diikuti dengan keterangan jumlah kaku atau hua-nya..
Jika anda tidak menemukan huruf yang anda cari, pastikan anda mencari ke dalam kamus yang tepat. Seperti yang sudah diutarakan pada bagian sejarah, Kanji Cina dan Jepang sedikit berbeda dalam perkembangan bentuknya. Pastikan anda mengenali Kanji tersebut digunakan dalam bahasa Cina atau Jepang. Kenalilah apakah Kanji tersebut merupakan bentuk yang baru atau yang lama.
Penulisan Kanji
Kanji ditulis secara urut berdasarkan goresan. Pedoman ini mutlak dipatuhi agar huruf yang dihasilkan bentuknya jelas dan bagus. Pada era komputerisasi ini di Jepang terjadi kecenderungan bahwa orang Jepang terlalu biasa memakai komputer sehingga tulisan tangan mereka menjadi buruk. Fude atau maobi (Cina) adalah kuas khas dari Cina yang digunakan untuk kaligrafi (Jepang: shodoo, Cina: shufa) dan melukis. Menulis Kanji menggunakan fude, selain membuat pelajar Kanji makin paham tentang cara menulis yang benar juga merupakan sebuah kesenian yang tinggi. Goresan-goresan fude jika diterapkan pada pena biasa akan menghasilkan bentuk huruf yang rapi.
Kanji dalam kebudayaan Cina maupun Jepang tidak hanya berperan sebagai huruf semata. Kaligrafi Kanji (Jepang: shodoo, Cina: shufa) dihargai sebagai seni tinggi untuk membentuk dan melatih jiwa. Selama berabad-abad bentuk penulisan Kanji berkembang mulai dari bentuk tulisan pada tempurung kura-kura hingga font yang digunakan dalam komputer.
Referensi
- Kasmito dan Johan Tansil. Petunjuk Termudah Belajar Mandarin. Binarupa Aksara. Jakarta Barat, 1997.
- -. Kamus Besar China-Indonesia. Pustaka Bahasa Asing. Beijing, 1995.
- -. Kanji Renshuuchoo 1. The Japan Foundation. Tokyo, 1985.
- Ryokushuu Kuiseko. Brush Writing, Calligraphy Techniques for Beginners. Kodansha International. Tokyo, 1988.