Secara alamiah, lapisan epidermis pada tubuh manusia membutuhkan waktu sekitar satu tahun agar bisa berkembang dan berfungsi secara normal. Hal inilah yang membuat bayi yang belum memiliki fungsi lapisan epdermis secara normal akan sangat rentan untuk terkena gangguan kulit. Secara umum, gangguan kulit pada bayi disebabkan oleh faktor cuaca, jamur, virus, dan bakteri yang dikarenakan belum kuatnya ikatan antar sel kulit bayi dan juga ukuran kulit yang memang masih tipis.
Jenis Gangguan Kulit Pada Bayi
Beberapa jenis gangguan kulit yang sering dialami oleh bayi seperti biang keringat, intertrigo, seborrhea, eksim, dan dermatitis kontak yang bisa menimbulkan peradangan pada kulit. Selain itu, peradangan pada kulit bayi bisa juga dikarenakan adanya gejala alergi.
Bayi rentan dengan gangguan kulit intertrigo |
- Biang keringat
Biang keringat atau miliaria termasuk jenis gangguan kulit yang sangat sering dialami oleh bayi. Biang keringat ini bisa terjadi karena tersumbatnya kelenjar keringat yang ditandai dengan adanya vesikel milier, sebuah gelembung cairan serum yang berukuran sangat kecil dan muncul pada permukaan kulit. Pada umumya biang keringat terjadi pada bagian leher, punggung, dan bokong bayi dan juga beberapa daerah lipatan kulit. Gelembung kecil pada permukaan kulit ini akan menimbulkan rasa gatal sehingga membuat bayi menjadi rewel dan terlihat gelisah. Untuk mencegah serta mengatasi biang keringat, bisa dilakukan dengan mengatur suhu serta sirkulasi udara pada kamar bayi. Selain itu, hindari pula pemakaian baju yang ketat karena bisa semakin memperparah biang keringat pada bayi.
- Intertrigo
Jenis gangguan kulit pada bayi selanjutnya adalah terjadinya peradangan di bagian lipatan kulit bayi yang disebut dengan intertrigo. Kondisi ini sangat sering terjadi pada daerah lipatan ketiak dan paha.
Intertrigo menimbulkan beberapa gejala seperti kemerahan pada kulit bayi, timbulnya rasa gatal, dan akan terasa perih jika terkena gesekan. Gangguan kulit ini bisa terjadi karena tingkat kelembapan pada lipatan kulit bayi yang berada pada level berlebih. Intertigo pada bayi bisa diatasi dengan dengan menjaga kebersihan lipatan kulit bayi dengan rutin membersihkannya menggunakan air bersih, lalu oleskan krim petroleum jelly atau zinc-oxide.
- Seborrhea
Seborrhea adalah kelainan kulit bayi yang berupa peradangan pada kulit wajah, dada, leher, kepala, dan pipi yang akan meninggalkan sisik kuning berupa kerak atau menyerupai ketombe. Seborrhea biasanya dialami oleh bayi yang berusia 6 bulan, dan hingga kini belum diketahui penyebabnya. Namun untuk mengatasinya, Anda bisa mengoleskan baby oil atau minyak zaitun pada bagian kulit yang terkena seborrhea.
- Dermatitis kontak
Dermatitis kontak merupakan jenis gangguan kulit pada bayi yang diakibatkan karena paparan dari bahan-bahan yang bisa menimbulkan reaksi alergi. Kondisi ini ditandai dengan gejala berupa ruam yang memiliki area luas, rasa gatal, atau rasa panas pada area yang terkena dampak. Dermatitis kontak bisa disebabkan karena pengaruh air, penggunaan sabun mandi, ataupun karena efek dari deterjen yang digunakan untuk mencuci pakaian bayi. Untuk dermatitis kontak yang masih ringan, bisa diatasi dengan mengoleskan krim dengan kandungan hidrokortison yang bertujuan untuk mengurangi kemerahan dan rasa gatal. Sedangkan untuk kasus yang tergolong berat, dermatitis kontak harus ditangani dengan penggunaan obat oral jenis anti radang dan kortikosteroid.
- Eksim
Eksim adalah kelainan kulit bayi yang ditandai dengan terjadinya peradangan serta menimbulkan lepuhan. Pada umumnya, eksim menyerang bayi yang berada pada usia 3 atau 4 bulan pertama. Pada beberapa kasus tertentu, kondisi ini bisa membuat vesikel pecah dan mengeluarkan nanah. Gangguan kulit ini bisa dikarenakan karena adanya pengaruh alergi yang diriwayatkan dalam keluarga. Pencetus dari alergi ini sendiri bisa berbeda-beda pada setiap bayi.
***
Untuk mengatasi permasalah kulit bayi, baik itu dalam tingkat yang ringan atau berat, sebaiknya dilakukan konsultasi dengan dokter anak. Beberapa jenis gangguan kulit pada bayi di atas tidak bisa dianggap remeh, karena bisa menimbulkan kondisi yang parah. Apabila Anda menemukan beberapa gejala seperti di atas, maka segeral meminta pertolongan dari dokter bayi.