Melalui grup FB yang saya cintai, BKCSW alias Blitar Kutha Cilik sing Kawentar, hari ini saya mendapatkan foto burung unik yang belum pernah saya lihat dari pemilik akun Mbak Chaesar Arya. Burungnya sungguh unik!
Warna bulu badannya coklat keabu-abuan dengan bintik-bintik dan guratan-guratan hitam yang rumit. Semakin ke arah leher warna bulunya semakin hitam campur biru. Warna kulit kakinya kemerahan. Sekilas melihatnya saya ingat burung truwok. Bila melihat bulu-bulu sayap dan ekornya yang panjang orang akan menyangka ini burung merak. Tapi setahu saya, ekor merak jantan jauh lebih banyak bulunya, apalagi saat dibentangkan (mengigal). Sementara, burung satu ini ekornya hanya terdiri dari satu atau dua helai bulu yang sangat panjang. Justru yang kelihatan lebih banyak bulu panjangnya adalah pada sayapnya. Bulu-bulu sayapnya kelihatan rapi membentuk gulungan contong (kerucut) mencakup badannya yang panjang ramping.
Saat jalan-jalan di Taipei Zoo, Taiwan, Mbak Chaesar Arya sempat menjepret burung unik ini karena juga kagum dan belum pernah melihatnya. Kita lihat saja langsung penampakan burung unik nan cantik ini.
Sayap burung ini mengerucut mirip contong (foto: Chaesar Arya). |
Kepalanya sekilas mirip burung merak atau truwok (foto: Chaesar Arya). |
Ekor burung ini hanya dua helai, tapi sangat panjang (foto: Chaesar Arya). |
Burung Maskot Sumatera Barat
Tak disangka, burung di atas adalah burung asli Indonesia. Nama burung ini adalah Kuau Raja, nama latinnya Argusianus Argus, bahasa Inggrisnya Great Argus. Nama Latin tersebut disematkan khusus oleh Carolus Linnaeus, ilmuwan Swedia peletak dasar tatanama biologi. Nama Latin ini berarti Si Raksasa Bermata Seratus, merujuk pada ukuran tubuhnya yang termasuk besar (bobotnya yang jantan bisa mencapai 10 kilogram dan panjang 2 meter), dan corak bulatan mirip mata yang berjajar rapi menghiasi sepanjang bulu sayapnya saat dibentangkan layaknya kipas. Ekornya yang terdiri dari dua helai bisa mencapai satu meter panjangnya. Karena keindahannya itu, Provinsi Sumatera Barat menetapkan sebagai maskot atau fauna identitas provinsi itu.
Lihat keindahan bentang sayap Kuau Raja yang mengigal di Flickr Peter Stubbs.
Atau di video ini saat ngigel: https://www.youtube.com/watch?v=3IrlBKv1sE0
Lihat keindahan bentang sayap Kuau Raja yang mengigal di Flickr Peter Stubbs.
Atau di video ini saat ngigel: https://www.youtube.com/watch?v=3IrlBKv1sE0
Kuala Raja Terancam Punah
Seperti halnya burung Merak, Kuau Raja yang memiliki bulu indah dan ukuran lebih besar adalah yang jantan. Burung ini masuk dalam kategori terancam punah mendekati keadaan terancam kepunahan atau mungkin berada dalam keadaan terancam, meski tidak masuk ke dalam status terancam (near threatened: NT). Pemburu banyak mengincar bulu sekaligus dagingnya. Kerusakan habitat hutan juga memperparah populasinya. Karena jumlah populasinya yang tinggal sedikit itu semakin menurun, saat masyarakat melihatnya sering mengiranya sebagai Merak, bahkan masyarakat Sumatera Barat pun banyak yang tidak mengenalinya. Padahal, kisah tentang burung ini terekam dengan baik pada ungkapan, peribahasa, dan pantun masyarakat Minang, seperti berikut ini:
Gajah tadoroang dek gadiangnyo
Harimau talompek dek balangnyo
Tarambau kabau dek rumpuik mudo
Mati ruso dek jajaknyo
Mati kuau dek bunyinyo
Tinggi bukik galanggang Kuau,
Sinan Kamuniang rampak juo;
Tujuah bukik, sambilan pulau,
Lenggang nan kuniang tampak juo.
Hidup api pangganglah Kuau,
Kuau dipanggang si abang kaki;
Maksud hati nak meraih pulau,
Pulau dijago sinago sakti.
Setengah bagai bunyi enggang, setengah bagai bunyi kuau. (Peribahasa yang artinya pendapat yang bermacam-macam.)
Bagai kuau mengigal (Peribahasa yang artinya tentang kehebatan yang dimiliki oleh seseorang)
Habitat Kuau Raja di Indonesia tidak hanya di ada Sumatera, tetapi juga di Kalimantan. Di luar kedua pulau itu, Kuau Raja juga terdapat di Semenanjung Malaysia (Thailand dan Myanmar). Kuau Raja menyukai habitat hutan primer dataran rendah dengan ketinggian hingga 1.500 meter di atas permukaan laut.
Burung yang kini merupakan salah satu koleksi Taipei Zoo, Taiwan ini terkenal sebagai pelari cepat. Rupanya karakteristik ini yang saya asosiasikan dengan burung Truwok, terutama karena saya melihat fotonya berada di semak-semak dengan tungkai kaki merahnya yang panjang. Burung ini suka membuat sarang di permukaan tanah. Walau tidak dapat terbang jauh, burung ini mampu melompat dari dahan ke dahan. Indra penciuman dan pendengaran Kuau Raja juga sangat tajam. Suara Kuala Raja jantan seindah sosoknya, begitu merdu apalagi saat terdengar di hutan alami. Anda ingin mendengarnya? Klik play audio berikut ini:
atau video di SINI.
Unik, indah, merdu pula suaranya. Sekarang kita tahu, burung langka dari Indonesia ini menjadi koleksi berharga di luar negeri, salah satunya Taiwan.Terima kasih pada Mbak Chaesar Arya yang telah ber +Tukar Cerita dengan kami yang berada di Indonesia hingga kami turut merasa bangga. Kita tunggu cerita selanjutnya dari sana.
Unik, indah, merdu pula suaranya. Sekarang kita tahu, burung langka dari Indonesia ini menjadi koleksi berharga di luar negeri, salah satunya Taiwan.Terima kasih pada Mbak Chaesar Arya yang telah ber +Tukar Cerita dengan kami yang berada di Indonesia hingga kami turut merasa bangga. Kita tunggu cerita selanjutnya dari sana.
Sumber audio: Frank Lambert, XC34674