Pertanyaan teman blogger kita Mbak Ana Merya yang diposting di grup FB Diskusi Blogger Pemula berikut ini menggelitik saya untuk menulis beberapa hal di sini.
Halo para Mr blogger senior.
Bisa minta tolong atau saran nggak?
Kan ceritanya masih nggak terlalu ngerti nih sama dunia perblogeran. Taunya cuma nulis.
Nah, kemudian pas nulis and di posting di blog. Eh taunya malah di kopas.
Kalo cuma satu dua artikel sih oke ya. Tapi kalau sampe satu blog kan kesel juga tuh.
Punya solusinya nggak?
Udah di pasang anti kopas sih, tapi sama aja. Tetep aja bisa di kopi.
Udah di laporin ke google, nggak ada respon.
Atau mungkin ada saran yang lain?
Blog tukang kopasnya : http:xxxx
Apakah kita harus sedih saat blog kita dicopas? (Foto: Mike Licht) |
Bagaimana Cara Mengatasi Blog Kita yang Dicopas?
Paling tidak, ada empat cara yang dapat dilakukan. Pertama, kita laporkan pelanggaran DMCA (Digital Millenium Copyright Act) ke Google dengan menyertakan bukti-bukti yang ada. Klik link Removing Content from Google. Jika complaint ini diterima, Google akan menghapus blog yang mengcopy blog kita khususnya jika platform yang dipakai copaser merupakan produk Google, yaitu Blogspot, atau akan menghapus kontent yang kita laporkan dari halaman pencarian Google jika basis blog copasernya bukan merupakan produk Google. Kedua, kita perbolehkan blog lain menyalin tulisan kita dengan syarat memberikan tautan sumber asal, yaitu blog kita. Dengan demikian, setidaknya ada win-win solution antara penyalin dan kita, penyalin mendapatkan kontent, sedangkan kita mendapat backlink dan masih mendapat kredit atas tulisan yang kita buat. Ketiga, Anda dapat mencoba memasang script atau plugin anticopas di blog Anda untuk meminimalkan tindakan copas blog lain (ini tidak efektif karena alasan yang saya akan jelaskan di bawah). Keempat. kita dapat berusaha menghubungi admin blog yang mengcopy blog kita, dan membicarakan masalah ini baik-baik. Saya pernah sekali mencoba melakukannya, saya meminta admin blognya untuk menghentikan tindakannya dengan menyebutkan bahwa kami sama-sama berkecimpung di bidang usaha yang sama. Untuk usaha yang kedua ini saya tidak berhasil karena masalah yang akan saya jelaskan nanti di bawah.
Haruskah Kita Marah Saat Blog Kita Dicopas?
Reaksi tidak rela yang muncul atas kejadian ini tentu saja wajar alias normal. Dulu saya juga semangat melaporkan pecopas seblog ataupun sebagian sebagaimana bisa dilihat di tulisan saya Kekeliruan tentang Artikel Copas dan Rewrite atau di Mengapa Blog Dihapus Google. Tapi setelah sekarang saya pikir ulang, saya sadar saya juga bukan orang yang penuh ide menciptakan ide-ide alias kreatif atau bisa menemukan ide-ide baru alias kreatif. Selama ini yang saya lakukan selama nge-blog juga cuma rewrite (menulis ulang) ide teman-teman lain dan menceritakan dengan gaya bahasa lain, atau menerjemahkan beberapa berita menarik dan tips yang saya anggap bermanfaat bagi pembaca blog saya. Intinya, dengan bahasa yang lebih lugas sebenarnya saya menyontek juga
Bagaimana Cara Menyikapi Hal Ini?
Seiring pengalaman ngeblog, kita mulai belajar bahwa sebagian teman kita ternyata mencari rezeki melalui AGC atau (blog dengan Auto Generated Content). Jika blog semacam ini nyatut blog kita, ada konsekuensi yang kita hadapi, yaitu akan terjadi duplicate content di halaman pencarian Google yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan blog.
Google memang mempertimbangkan unique content sebagai salah satu kriteria prioritas dalam mesin pencariannya. Yang dimaksud dengan kontent yang unik adalah berbeda tulisannya dengan kontent di web atau blog lain. Jika ada yang mengcopas tulisan kita sehingga menjadi dua kontent yang sama, maka ini dinamakan duplicate content.
Yang dimaksud kesehatan blog adalah trafik bisa menurun khususnya jika blog AGC melakukan optimasi yang mengungguli blog biasa seperti milik kita yang biasanya tanpa optimasi yang memadai. Akibatnya, trafik bisa beralih ke blog AGC tadi. Perlu diketahui, sesuai sebutannya blog AGC ini berjalan otomatis memakai software tertentu yang memiliki kemampuan otomatis mengunggah kontent apapun yang kita unggah di blog kita. Blog semacam ini mengambil kontent dari feed blog, sehingga script anti-copas tidak efektif untuk menangkalnya. Dan karena blog AGC mengandalkan software otomatis semacam ini, usaha kita untuk menghubungi adminnya seringkali gagal. Selain itu, internal link yang sering kita buat dalam tulisan di blog kita dapat menjadi bumerang bagi kita sendiri karena berpotensi menimbulkan bounce bila diakses dari blog AGC yang mengcopy-nya.
Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, saya sekarang berusaha mengikhlaskan mereka mendapat rezeki dari usaha kita terlebih jika rezeki saya sendiri masih lancar. Kita masih dapat berusaha mendapatkan pengunjung dengan cara yang lebih manusiawi, yaitu dengan menjaga interaksi kita dengan pembaca blog kita dengan menanggapi komentar-komentar mereka. Jika berhasil, kita bisa mendapat pembaca setia. Itulah yang dinamakan authorship, yaitu keahlian penulis blog yang juga dipakai sebagai salah satu kriteria Google menentukan prioritas urutan pencariannya. Artinya, kita justru dapat berbagi rezeki alih-alih disibukkan dengan kekhawatiran blog kita di-copas. Jika masih juga tidak ikhlas, Anda dapat kembali ke jawaban pertanyaan pertama di atas. Sekian +Tukar Cerita saya.