Anak pertama
saya perempuan berusia 5,8 tahun, sedang adiknya laki-laki berusia 2,3 tahun. Jarak
usia keduanya yang lumayan dekat membuat mereka sering bertengkar. Ada saja
penyebabnya. Misalnya, berebut mainan, saling ejek, berebut perhatian, dan sebagainya.
Awalnya saya sangat jengkel kalau melihat mereka bertengkar, dan juga sering marah-marah karena sumpek dan
stres rasanya. Tetapi setelah beberapa kejadian, saya mendapati diri saya menyesali tindakan saya tersebut. Saya akhirnya menyadari kemarahan saya tidak menyelesaikan masalah, tapi justru menambah masalah yang
lebih besar lagi. Akhirnya saya bereksperimen selama beberapa bulan dan
berhasil mengurangi frekuensi pertengkaran dan cepat mendamaikan mereka. Di bawah ini adalah tips mendamaikan balita yang sedang bertengkar, hasil pengalaman saya tersebut.
Apa yang Anda lakukan untuk mendamaikan kedua balita Anda yang bertengkar? |
Empat Tips Mendamaikan Dua Anak Balita yang Bertengkar
Ketahui Penyebab Pertengkarannya
Cobalah Anda perhatikan dengan seksama ketika mereka
sedang bertengkar. Tidak perlu langsung memisahkannya begitu saja. Amati bagaimana mereka
mengekspresikan kekesalannya, yang penting Anda harus tetap waspada jangan sampai
melewati batas yang membahayakan bagi mereka. Di sana Anda akan
tahu akar masalah yang menyebabkan mereka bertengkar.
Jangan Membentak
Anda tak perlu berteriak atau membentak mereka saat bertengkar. Bentakan hanya akan membuat balita ketakutan, bahkan seringkali menjadi trauma yang mereka rekam dalam memori hingga mereka dewasa. Pada akhirnya, balita yang sering dibentak dan ditekan akan menjadi gagap ketika dewasa. Anak yang cerdas bahkan akan meniru tindakan orangtua yang sering membentak. Dengan demikian, seringkali cara membentak bisa memicu pertengkaran lain yang lebih hebat akibat imitasi anak tersebut.
Alihkan Perhatian Anak
Anak seringkali bertengkar memperebutkan mainkan. Cobalah trik ini. Carilah terompet, bel, atau barang yang bisa dibunyikan misalnya gelas untuk dipukul dengan
pulpen, dan sebagainya. Bunyi-bunyian dapat kita pakai untuk mengalihkan perhatian dan
menghentikan pertengkaran mereka. Jika pertengkaran mereka berhenti sejenak, segera bujuklah mereka
supaya mau bermain bersama-sama. Bila perlu, Anda ikut mengambil peran di
dalamnya. Saya sendiri melakukannya dengan mengajak mereka main petak umpet. Saat mereka asyik
main petak umpet, saya singkirkan benda-benda mainan yang menjadi penyebab mereka
bertengkar tadi.
Beri Mereka Kejutan yang Mereka Sukai
Jika langkah di atas belum berhasil meredakan
pertengkaran mereka, cobalah langkah terakhir berikut ini. Berilah mereka kejutan, misalnya dengan membawakan mereka kue atau es krim, atau makanan yang mereka sukai:
"Taarrrraaaa, Mama punya kue lezat! Ayo siapa yang mau sini, sini." Kejutan lainnya dapat Anda lakukan dengan tiba-tiba muncul memakai kostum yang
unik sederhana seperti hidung badut berbentuk bola untuk mengajak mereka bermain bersama: "Hayooo, Mama jadi akan main sulap Perhatikan." atau memakai mainan mereka sendiri misalnya topeng hantu seraya bilang, "Mama jadi hantu. Siapa
yang nakal akan aku bawaaa. Haaa."
Nah, langkah-langkah di atas sudah
saya terapkan dan sukses menghentikan pertengkaran kedua anak balita saya. Hal itu terus saya terapkan setiap saat timbul pertengkaran di antara keduanya. Ternyata usaha tersebut memang dapat mengurangi
frekuensi pertengkarannya. Intinya, sebagai orangtua kita
harus sabar menghadapi dua balita yang selisih umurnya tidak jauh seperti kedua anak saya.
Sekian +Tukar Cerita kali ini, jika moms punya pengalaman lain, silakan berbagi cerita lewat komentar di bawah. :)