Awal bulan Februari ini kantor saya heboh. Gaji yang masuk via rekening BRI amburadul, jumlah uang yang masuk tidak sesuai dengan gaji bulanan seluruh karyawan. Siang kemarin Pak Didik, teman sekantor, segera mengkomplain teman bagian keuangan kemudian mengopi bukti gajinya tepat di depan saya (yaitu di tempat foto kopi yang ada di ruangan saya). Melihat hal itu, saya masih belum paham keadaan. Pikir saya, mungkin ada kekeliruan satu orang beliau saja, jadi saya tidak begitu memperhatikan lebih jelas. Lagi pula, kartu ATM-nya dikuasai istri saya. :D. Namun, sore harinya, saya mendapat SMS dari teman kerja yang lain, Mas Gatot Malady:
"Tadi di kantor ada gonjang-ganjing soal gaji Februari, yaitu jumlah uang masuk di rekening yang tidak tepat. Contoh teman D hanya dapat gaji 700 ribu rupiah, sedangkan teman R hanya dapat 241 ribu. Sebaliknya, saya naik 400 ribu, sementara teman I dan F naik satu juta."
"Wah, bagaimana jika yang masuk lima juta? Kayaknya tidak perlu dilaporkan? Hahaha." canda saya dalam SMS.
Penasaran, sore itu juga akhirnya saya saldo saya di ATM, kebetulan hari ini ditugaskan oleh ratu penguasa kartu saya yang tengah tidak enak badan untuk mengambil gaji beliau. Ternyata yang muncul di saldo hanya dapat 140 ribu yang tak berapa lama kemudian kembali saya laporkan ke Mas Gatot via SMS.
Penasaran, sore itu juga akhirnya saya saldo saya di ATM, kebetulan hari ini ditugaskan oleh ratu penguasa kartu saya yang tengah tidak enak badan untuk mengambil gaji beliau. Ternyata yang muncul di saldo hanya dapat 140 ribu yang tak berapa lama kemudian kembali saya laporkan ke Mas Gatot via SMS.
"Yaitu gaji sampeyan. Hanya 100 ribu. Mustahil tanggal 3 belum gajian. Hahaha.... Piss."
"Waduh, apa ini gara-gara Remone-crazy hingga membuat gajiku turun."
"Masih harus bersyukur sampeyan, Pak Andik hanya dapat 50 ribu." balas Mas Gatot.
Selidik punya selidik, ternyata uang yang masuk sebagai gaji bulan ini adalah uang potongan koperasi bulan ini. Jika potongan gaji kami kecil alias punya utang sedikit, maka yang masuk pun sedikit. Yang potongannya besar daripada sisanya, otomatis uang yang masuk ke rekeningnya justru besar.
Menghadapi hal itu, sikap kami pun bermacam-macam. Ada yang seperti Pak Didik, langsung melaporkan ketidakberesan ini ke keuangan. Sebagian lagi menunggu saja karena merasa diwakili oleh teman-teman yang telah melapor. Yang paling konyol, ada juga yang diam-diam langsung menarik semua uangnya yang kebetulan jumlah masuknya bulan ini lebih banyak (faktanya utangnya banyak). Dalihnya, "Mungkin uang tunjangan remunerasi sudah keluar." >.<
Menghadapi hal itu, sikap kami pun bermacam-macam. Ada yang seperti Pak Didik, langsung melaporkan ketidakberesan ini ke keuangan. Sebagian lagi menunggu saja karena merasa diwakili oleh teman-teman yang telah melapor. Yang paling konyol, ada juga yang diam-diam langsung menarik semua uangnya yang kebetulan jumlah masuknya bulan ini lebih banyak (faktanya utangnya banyak). Dalihnya, "Mungkin uang tunjangan remunerasi sudah keluar." >.<
Sementara saya sendiri termasuk yang kategori pasif menunggu, karena untuk masalah gaji sendiri sebenarnya saya tidak terlalu pusing karena sedikit ataupun banyak bagi saya tidak menjadi soal. Kok bisa? Ya, itu jadi masalah buat istri saya. Gubrakk, Haha.
Karena gaji masuk via rekening, saya terbiasa mengambilnya lewat ATM sehingga jarang sempat mencetak buku rekening saya. Akibatnya, saya tidak tahu berapa saldo terakhir sebelum uang gaji yang keliru itu masuk. Yang jelas, jarang ada uang tersisa di rekening itu, wkwkwk. Ketika saya ingin mencari tahu hal itu, rupanya dua orang teman saya sudah melakukannya dengan cara yang berbeda.
Dasar katrok, selama ini saya tahu hanya via cetak buku rekening, e-banking, dan cek rekening saldo di ATM. Hikmah kekacauan di kantor kali ini saya jadi tahu cara mengecek uang yang keluar masuk dari rekening. Inilah cara kedua teman saya tersebut:
Karena gaji masuk via rekening, saya terbiasa mengambilnya lewat ATM sehingga jarang sempat mencetak buku rekening saya. Akibatnya, saya tidak tahu berapa saldo terakhir sebelum uang gaji yang keliru itu masuk. Yang jelas, jarang ada uang tersisa di rekening itu, wkwkwk. Ketika saya ingin mencari tahu hal itu, rupanya dua orang teman saya sudah melakukannya dengan cara yang berbeda.
Dasar katrok, selama ini saya tahu hanya via cetak buku rekening, e-banking, dan cek rekening saldo di ATM. Hikmah kekacauan di kantor kali ini saya jadi tahu cara mengecek uang yang keluar masuk dari rekening. Inilah cara kedua teman saya tersebut:
Cek Mutasi Rekening di ATM BRI
Ini dia cara teman saya Pak Andik:
- Setelah memasukkan PIN, pilih menu Lain-Lain
- Pilih Mutasi Rekening
- Cetak Mutas Rekening
Beda dengan cek saldo yang hanya menampilkan uang sisa, mutasi rekening ini mencetak uang yang keluar masuk, kapan ada transfer masuk, dan kapan kita menariknya. Padahal selama ini saya tahu melakukan itu hanya di e-banking BCA.
SMS Banking via BRI Mobile
Ini cara teman saya Pak Slamet Supriyadi:- Daftar SMS Banking di ATM BRI untuk mendapatkan PIN yang tercetak.
- Unduh aplikasi Android BRI Mobile
Ternyata dari aplikasi BRI Mobile ini kita bisa melakukan hampir apasaja, mulai isi ulang (pulsa, PLN, dsb), pembayaran, transfer, dan info-info lain termasuk mutasi rekening. Sebuah cara yang belum pernah saya lakukan padahal ada di hadapan: semuanya tinggal pencet menunya dari HP kita sendiri. Nampaknya saya akan pilih yang cara ini. Selain tanpa harus ke ATM, saya juga tidak perlu ke counter atau utang pulsa, beli token listrik ke mini Mart, dan lain-lain.
Dengan keamburadulan, ini cara takdir mengajari diri saya yang lemot ini supaya lebih tertib dan mudah menjalani hidup. Sekian +Tukar Cerita tentang kekatrokan saya kali ini. Bila punya cara yang lain, bagilah pengalaman Anda pada bagian komentar di bawah supaya kita bisa belajar bersama.