Pernah kecopetan? Selain karena memang ada orang-orang jahat, rata-rata kejadian itu karena kekurangwaspadaan korban (ingat nasehat yang jadi semboyan terkenal Bang Napi: kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat, tapi juga karena ada kesempatan). Berikut ini kita simak pengalaman seorang Facebooker, Asya To Fit, selamat menghadapi pencopet yang sedang beraksi menggerayangi tasnya di angkot di Malang.
Sharing pengalamanku tadi pagi Rek,
Aku naik mikrolet AT dari Jalan Ciliwung ke pasar pagi. Dalam mikrolet ada empat penumpang di belakang termasuk aku. Namun suasana dalam mikrolet itu cukup hening.
Kuletakkan tas yang kubawa di pangkuanku. Tiba-tiba seorang lelaki yang duduk jauh di pojok pindah ke bangku dekat pintu dengan alasan mau turun. Otomatis duduknya menggeser seorang lelaki yang kuperkirakan temannya yang duduk di dekatku untuk lebih merapat ke aku. Di situlah orang yang berada di sebelahku langsung 'beraksi' memasukkan tangannya ke tasku. Pencopet itu meletakkan tas dan jaket di pangkuannya untuk menutupi tangannya sehingga aksi copetnya tidak kentara. Ketika aku reflek langsung melihat tasku, ternyata tangan orang itu sudah masuk di dalam tasku. Untunglah kejadian itu terjadi depan Kodim sehingga aku langsung minta turun di situ sambil marah-marah.
Jika dipikir, seharusnya ada tanggapan atau minimal ada pertanyaan mengapa saya marah-marah dari orang-orang di dalam angkot. Sayangnya, tidak ada reaksi sama sekali terhadap protesku itu. Sopir angkot yang kulapori kejadian dalam angkotnya itu pun diam saja. Begitu juga satu orang lagi lelaki yang duduk di depanku tidak bereaksi ketika aku marah-marah. Mengapa semua diam saja? Oleh karena itu, aku menduga ketiga penumpang laki-laki itu adalah sekomplotan pencopet yang berpura-pura tidak saling kenal. Tapi bagimanapun juga, aku tetap tidak bisa lapor polisi/aparat karena tidak ada bukti/barang belum hilang, jadi serem naik mikrolet....
Kuletakkan tas yang kubawa di pangkuanku. Tiba-tiba seorang lelaki yang duduk jauh di pojok pindah ke bangku dekat pintu dengan alasan mau turun. Otomatis duduknya menggeser seorang lelaki yang kuperkirakan temannya yang duduk di dekatku untuk lebih merapat ke aku. Di situlah orang yang berada di sebelahku langsung 'beraksi' memasukkan tangannya ke tasku. Pencopet itu meletakkan tas dan jaket di pangkuannya untuk menutupi tangannya sehingga aksi copetnya tidak kentara. Ketika aku reflek langsung melihat tasku, ternyata tangan orang itu sudah masuk di dalam tasku. Untunglah kejadian itu terjadi depan Kodim sehingga aku langsung minta turun di situ sambil marah-marah.
Jika dipikir, seharusnya ada tanggapan atau minimal ada pertanyaan mengapa saya marah-marah dari orang-orang di dalam angkot. Sayangnya, tidak ada reaksi sama sekali terhadap protesku itu. Sopir angkot yang kulapori kejadian dalam angkotnya itu pun diam saja. Begitu juga satu orang lagi lelaki yang duduk di depanku tidak bereaksi ketika aku marah-marah. Mengapa semua diam saja? Oleh karena itu, aku menduga ketiga penumpang laki-laki itu adalah sekomplotan pencopet yang berpura-pura tidak saling kenal. Tapi bagimanapun juga, aku tetap tidak bisa lapor polisi/aparat karena tidak ada bukti/barang belum hilang, jadi serem naik mikrolet....
Tips Naik Mikrolet atau Angkot
Naik angkot di Malang masih rawan modus pencopetan bermacam-macam. Berhati-hatilah terhadap beberapa modus berikut ini:
- penumpang membawa jaket di tangan
- penumpang muntah-muntah
- penumpang kejang-kejang
- penumpang sebelah tiba-tiba menanyakan alamat
- penumpang sebelah tiba-tiba menanyakan pukul berapa sekarang
- penumpang merokok berlebihan, mengeluarkan yang mengganggu
Jika ada penumpang pria
yang merokok berlebihan di dalam mikrolet atau angkot, segeralah buka jendela atau minta dengan sopan
untuk mematikannya karena itu bisa jadi
adalah modus mengalihkan perhatian kita supaya lengah sehingga temannya
yang satu mikrolet dengan kita leluasa menggerayangi tas kita.
Perlu diketahui, sebagian besar pencopet di angkot itu beraksi dalam gerombolan atau lebih dari satu orang. Jika sopir mikrolet diam saja, berarti mereka sebenarnya sudah tahu sama tahu.
Lakukan ini untuk menghindari pencopet di angkot:
- Sebaiknya tidak mengenakan perhiasan berlebihan ketika naik mikrolet
- Pakailah jaket yang rapat untuk menutupi saku-saku baju Anda. Lebih bagus lagi jaket yang memiliki saku dalam di bagian depan untuk menyimpan dompet.
- Membawa uang pas untuk membayar, dan simpan di saku baju yang ada resluitingnya. Hindari membuka dompet di dalam mikrolet.
- Jika membawa tas punggung, ubahlah menjadi tas dada sehingga mudah mengawasinya. Tas punggung dan tas jinjing, apalagi yang terbuka, adalah sasaran empuk pencopet!
- Tips dari Mbak Syafirra Ramadhanie: Jika duduk berdesakan, sebaiknya tas dipangku saja. Sebaiknya tas memiliki resluiting, tidak polosan terbuka sehingga memberi peluang pencopet dengan mudah beroperasi menggerayanginya. Uang dan kartu-kartu penting sebaiknya tidak disatukan dalam satu dompet sehingga apabila ada hal-hal buruk menimpa tidak hilang semuanya.
Ati-ati ya Rek, kalau menggunakan mikrolet atau angkot di kota Malang. Ternyata di sini masih rentan dan rawan kejahatan.