Kami seperumahan Grand Mandiri Land dikomando Ketua Paguyuban Mr. Narto Renges untuk kali keduanya membersihkan sungai kecil yang mengelilingi perumahan kami Minggu, 5 Januari 2014. Yang agak unik, ritual bersih-bersih ini dua kali kami lakukan bersamaan dengan mengandungnya istri saya. Saya jadi was-was dan ragu untuk membersihkannya, karena ada mitos dilarang membunuh hewan saat istri hamil, bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Padahal di sana adalah habitat hewan semisal cacing, orong-orong, anggang-anggang, belut, jangkrik, kodok, Syukur Dea lahir sehat. Mungkin saja karena tidak berniat sengaja membunuh mereka, Dea selamat. :)
|
Pak Narto, ketua paguyuban dan Pak M. Shadiq mengangkat sampah |
Pak Narto, ketua paguyuban Mandiri Land dan Pak Muhammad Shadiq dari Sumenep, sedang mengangkat sampah dari sungai kami tercinta.
|
Pak Amran, ketua paguyuban pertama dan Mas Tio |
Pak Amran, ketua paguyuban pertama, berasal dari Makassar, Kabid Desperindag Kota Batu, Mas Tio dari Dishub DLLAJR Batu.
|
Sandal Meski Beda Warna? Kaki korban mutilasi |
Yang membuat penasaran, saat membersihkan sampah saya menemukan sebuah sandal bertulisan "MESKI BEDA WARNA".... Saya yakin sebelahnya juga bertulisan sambungannya. Saat digoogle, ternyata sambungannya adalah "YANG PENTING KEREN." Saya juga menemukan sepotong kaki korban bekas mutilasi. Masih banyak lagi barang unik yang kami temukan, termasuk sebuah stempel baru dari sebuah badan penasihat hukum. :D
|
Pak Ji dan Pak Nasikh, lumayan berkurang sampahnya sunggai jadi nampak bersih |
Akhirnya lumayan, sungai kami nampak bersih.