Setelah kemarin bertukar cerita mengenai Kepolosan Anak SD dalam Menjawab Soal, kini saya mengorek kembali kasus buku-buku teks anak SD dan SMP yang bikin heboh di internet. Kasus buku-buku teks itu cukup menghebohkan karena isinya oleh masyarakat dinilai bertentangan dengan norma maupun tidak layak diperuntukkan untuk anak.
1. Cerita Dewasa: LKS Istri Simpanan Bang Maman Kali Pasir
Cerita Bang Maman Kali Pasir |
Sama dengan para orangtua
murid, saya sendiri keberatan jika kisah ini disampaikan ke anak SD.
Menurut saya cerpen ini kategori 25 tahun ke atas. Entah pihak mana yang harus bertanggung jawab, yang jelas munculnya cerpen
ini menunjukkan ketidakmampuan dalam memilih bacaan yang tepat bagi
siswa. :(
2. Vulgar: LKS Berisi Pelecehan Seksual, Pengenalan Organ Reproduksi, dan Hubungan Seks di Luar Nikah
Pada
September 2012, di Batam ditemukan LKS Pendidikan Jasmani, Olah Raga
dan Kesehatan kelas 5 SD semester 1 yang menghebohkan, sebab merinci
anatomi manusia (termasuk organ seksual), pengenalan kebersihan alat
reproduksi, pengenalan pelecehan seksual dan cara menjaga diri dari hal
tersebut, pengenalan membedakan hubungan seksual di luar nikah.
LKS Penjaskes dan Olah Raga Vulgar (Foto: Topikutama.com) |
Di
kabupaten Cianjur, LKS ini ditemukan di SD Sodong, kecamatan
Cikalongkulon. LKS yang merupakan buku bantuan dari pemerintah pusat itu
telah beredar lama di Kabupaten Cianjur. Setiap SD di Kabupaten Cianjur
mendapatkan bantuan 60 eksemplar LKS ini.
Beberapa hari
kemudian, orang tua murid SDN 025 Balikpapan Selatan dan SD Negeri 020
Balikpapan Barat, Kota Balikpapan juga geger menemukan isi serupa di LKS
anaknya. Hingga akhir November 2013, LKS berisi hal yang sama masih
ditemukan di SDN 2 Kampung Melayu, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten
Tangerang.
Karena isinya dianggap vulgar untuk anak SD, sebagian daerah memutuskan menghilangkan konten yang sebenarnya dimaksudkan untuk pembelajaran seks tersebut. Daerah lain menarik LKS tersebut dari peredaran.
3. Porno: LKS dengan Ilustrasi Artis Film Porno
LKS Miyabi (Foto: Surabaya Post) |
Berita
beredarnya sebuah LKS bagi siswa SMP yang memajang artis porno
menggegerkan internet pada September 2012 lalu. LKS Bahasa Inggris the
Bell untuk kelas IX SMP kali pertama ditemukan di SMP Islam Brawijaya,
Kota Mojokerto. Foto Miyabi ada di halaman 36. Berita cepat beredar. Dan
ternyata di Kabupaten Mojokerto tepatnya di SMP Negeri 1 Sooko pun
ditemukan beredar juga LKS yang serupa. Foto Miyabi terdapat di halaman
33. Rupanya LKS bergambar Miyabi tersebut sudah beredar di kurang lebih
29 SMP negeri se-Kabupaten Mojokerto.
Yang menarik,
tujuan penerbitan buku LKS bergambar artis porno ini adalah untuk
membantu siswa belajar dengan paradigma (pola pikir) baru, yaitu cooperative learning, active learning,
dan mandiri. Tujuan tersebut terdapat pada kata pengantarnya.
Disebutkan pula, cara penyajian buku tugas ini akan membawa siswa
berpikir kritis (critical thinking) dan mencari informasi sendiri sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Dalam berpikir kritis, contoh tidak
perlu baik. Bila perlu, contoh buruk pun dapat diberikan untuk dikritisi
oleh siswa. Yang menjadi masalah adalah ketika siswa mencari di Google
mengenai gambar siapa itu dengan fasilitas penelusuran gambar,
kemungkinan mereka akan menemukan gambar-gambar vulgar Miyabi yang lain.
Detail Isi LKS Miyabi
Isi yang bermasalah
pada Bab 2: Could You Report It? khususnya di Task 6. Pada contohnya,
terdapat gambar hamster yang di sebelahnya terdapat dialog sebagai
berikut:
X: Do you know this animal
Y: Yes, it is a hamster?
X: What do you think about it
Y: How beautiful it is
Pada versi lain, contoh dialognya tertulis sebagai berikut:
X: Do you this animal (tanpa kata know)
Y: Yes, it is a hamster?
X: What do you think about it
Y: How beautiful it is
4. Kasar: Kata Goblok dan Tolol di LKS
LKS Goblok dan Tolol (Foto: TangselOKE.com) |
LKS
ini ditemukan oleh orangtua siswa SMP Negeri 17 Kota Tangerang,
September 2013. Mereka terkejut membaca dan menemukan kata goblok dan
tolol di Lembar kerja Siswa (LKS) Bahasa Indonesia milik anaknya, siswa
kelas VII.
Detail Isi LKS
Isi yang dipermasalahkan adalah
kata "goblok" dan "tolol." Namun, jika dibaca lebih teliti pada gambar
di atas, sebenarnya tidak ada yang salah pada kedua kata tersebut
(setidaknya menurut saya sendiri). Kedua kata negatif itu memang sesuai
konteks bahasan LKS, yaitu menyangkut nilai rasa yang timbul pada
seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata. Kata "goblok" dan
"tolol" dicontohkan sebagai kata yang memiliki makna konotasi, makna
yang ditambahkan pada kata denotasi "bodoh." Jadi, mempermasalahkan kata
ini sebenarnya merupakan contoh yang tepat untuk pembahasan makna
denotasi dan makna konotasi yang terdapat pada isi LKS yang
dipermasalahkan tersebut. :)
5. Kasar: Buku Siswa Kurikulum 2013
September 2013, buku Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan, yang merupakan Buku Siswa Kurikulum 2013 yang dibagikan secara gratis oleh Kemendikbud meresahkan SMP negeri di Kota Madiun dan Garut. Pada halaman 225, terlampir cerita pendek (Cerpen)
berjudul 'Gerhana' karya Muhamad Ali, yang diambil dari buku Kumpulan Cerpen Gerhana karya Muhammad Ali. Jakarta, 1996, Penerbit Pustaka Utama Grafiti. Dalam cerpen tersebut, seorang tokoh polisi diceritakan mengumpat-umpat pelapor yang dia anggap melaporkan masalah sepele.
Ada kata kasar di Buku Bahasa Indonesia SMP Kelas VII |
Tanggapan Kemendikbud
Wamendikbud Musliar Kasim menegaskan, masyarakat bisa membuang bagian yang meresahkan tersebut, dan tetap melanjutkan pembelajaran tanpa cerpen itu. Membuang bagian yang tak pantas tidak akan berpengaruh pada materi buku, karena cerpen yang memuat kata-kata hardikan di atas berada pada lampiran yang di bawahnya juga telah diberi keterangan:
Puisi dan cerpen berikut dapat dijadikan bahan untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.
Artinya, tambahan saja. Walaupun demikian, Musliar Kasim telah menegaskan akan menarik buku-buku yang meresahkan, dan menghimbau masyarakat agar tidak segan melaporkan ke Kemdikbud jika kembali menemukan teks yang tidak layak. Dengan demikianmasukan dari masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku teks sekolah.
Itulah kasus buku teks siswa SD/SMP yang menghebohkan yang saya kumpulkan. Beberapa kasus bersifat daerah dan telah ditangani pihak berwenang masing-masing daerah. Bagaimanapun juga, kontrol dari orangtua dalam hal ini sangat diperlukan demi menjaga kualitas buku teks pelajaran yang kita inginkan.