Ketika browsing kita kadang menemukan halaman suatu blog dihapus atau tidak ditemukan seperti screenshot-nya di bawah ini:
Maaf, Blog di sini telah dihapus. |
Apa penyebab satu blog dihapus? Blog dihapus karena melanggar Terms of Service (ToS) Google yang bentuknya bermacam-macam. Kita tentu ingat kasus blog-blog terkenal yang juga dihapus oleh Google, tak lain karena melanggar ToS juga.
Yang saya ketahui termasuk pelanggaran ini adalah blog 'copas', duplicate content, atau blog yang auto-posting. Copas yang biasanya melanggar ToS adalah mengopy suatu artikel tanpa menyebut dari sumbernya. Cukup mudah menemukan contoh blog yang telah melakukan copas. Langsung saja silakan Anda ketik di kotak Search Google/Pencarian Google dengan kata kunci: Para Desainer Template Blogspot Terbaik dari Indonesia. Di sana akan terlihat dua blog yang telah melakukan copas artikel saya, yaitu: Tujuh Desainer Template Blogspot Dunia Ternyata dari Indonesia
Posisi ranking salah satu blog yang telah melakukan copas artikel saya itu bahkan di atas saya. Dulu pertama kali saya temukan blog tersebut tidak menyebutkan blog Tukar Cerita ini sebagai sumbernya. Ceritanya pun sudah diedit seakan cerita pemilik blog tersebut. Setelah saya protes, baru menyertakan link ke blog ini. Namun, itu hanya sebentar. Tak lama kemudian penulis blog menggantinya dengan link palsu, alias tulisan yang digaris bawah (underlined, wkwkwk).
Blog yang melakukan content-harvesting cenderung lebih baik posisinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah: update-nya lebih cepat, sedangkan logaritma mesin pencarian Google nampaknya menilai kecepatan update berita merupakan nilai plus dalam menentukan ranking pada halaman pencariannya. Blog-blog yang lain termasuk yang telah disalin (korban copas) lebih lambat melakukan update posting.
Blog kedua yang copas artikel berada di bawah Tidak jujur? Tergantung penilaian kita masing-masing. Bagi saya tidak masalah, karena saya akui memang membuat artikel itu cukup susah. Walau untuk membuat artikel asal jadi pun, saya butuh seharian untuk membuatnya. Bahkan, saya telusuri saya sendiri termasuk tukang copas juga. Hehe. Kita sama-sama belajar, anggap saja sesama pelanduk tak usah bertengkar. Minimal pemiliknya sudah mengakui kesalahan. Namun, jika aksi copas ini sudah keterlaluan macam melakukan auto-posting (admin blog menarget posting web atau blog tertentu untuk secara otomatis juga muncul sebagai posting blognya), maka blog tersebut kemungkinan besar bisa dihapus oleh Google. Saya juga tidak tahu caranya melakukan setting otomatis ini, tapi saya pernah menemui satu blog yang isinya jiplakan dari blog lain. Ketika blog penjiplak itu dilaporkan ke pihak Google, Google beberapa hari kemudian langsung meresponnya dan menghapus blog tersebut.
Blog yang melakukan content-harvesting cenderung lebih baik posisinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah: update-nya lebih cepat, sedangkan logaritma mesin pencarian Google nampaknya menilai kecepatan update berita merupakan nilai plus dalam menentukan ranking pada halaman pencariannya. Blog-blog yang lain termasuk yang telah disalin (korban copas) lebih lambat melakukan update posting.
Blog kedua yang copas artikel berada di bawah Tidak jujur? Tergantung penilaian kita masing-masing. Bagi saya tidak masalah, karena saya akui memang membuat artikel itu cukup susah. Walau untuk membuat artikel asal jadi pun, saya butuh seharian untuk membuatnya. Bahkan, saya telusuri saya sendiri termasuk tukang copas juga. Hehe. Kita sama-sama belajar, anggap saja sesama pelanduk tak usah bertengkar. Minimal pemiliknya sudah mengakui kesalahan. Namun, jika aksi copas ini sudah keterlaluan macam melakukan auto-posting (admin blog menarget posting web atau blog tertentu untuk secara otomatis juga muncul sebagai posting blognya), maka blog tersebut kemungkinan besar bisa dihapus oleh Google. Saya juga tidak tahu caranya melakukan setting otomatis ini, tapi saya pernah menemui satu blog yang isinya jiplakan dari blog lain. Ketika blog penjiplak itu dilaporkan ke pihak Google, Google beberapa hari kemudian langsung meresponnya dan menghapus blog tersebut.
Walaupun blog telah dihapus, kemungkinan cache link-nya masih akan tersangkut di halaman pencarian Google, baru beberapa hari kemudian benar-benar hilang. Contohnya yang masih nampak di halaman Google seperti di bawah ini:
+Matt Cutts, ketua tim Webspam Google yang khusus menangani blog-blog spam seperti di atas, mengatakan bahwa sebenarnya peraturannya tidak terlalu ketat seperti yang kita bayangkan. Untuk tidak melanggar duplicate content, kita cukup menambah atau mengubah beberapa paragraf dari artikel yang kita salin. Misalnya, kita cukup menambah paragraf pembuka dan penutup. Selanjutnya yang harus dilakukan adalah menyebutkan link sumber artikel yang kita muat. Sayangnya, syarat kedua ini sering dilupakan oleh para narablog. Bahkan, seringkali artikel itu kemudian diakui sebagai artikel milik admid blog copas seperti kasus di atas.
Lalu apa yang kita lakukan bila kita menemukan artikel kita di-copas seperti kasus di atas? Ya, jika kita tidak ikhlas ya tinggal lapor pada tim Matt Cutts. Masalahnya tinggal ikhlas atau tidak, tega atau tidak. Menurut pembaca sendiri bagaimana jika mengalaminya? Silakan bertukar pengalaman di komentar bawah.
Baca opini terbaru saya mengenai copas di: Cara Mengatasi Blog yang Dicopas
Baca opini terbaru saya mengenai copas di: Cara Mengatasi Blog yang Dicopas
permasalahannnya bukan ikhlas dan tidak ikhlas saja, tetapi ini adalah hak cipta, siapa yang copas karya orang lain tanpa ijin atau tanpa menyebut sumber utama apa lagi yang jelas-jelas mengakui karya orang lain sebagai karya sendiri sudah sepatutnya kena sanksi sesuai bentuk pelanggarannya. tetapi terkadang rasa rasa kemanusiaan kadang tidak tega dan kita ikhlaskan. Aku sering mengalami karya RPP yang kususun dengan susah payah kadang semalaman tidak tidur seringkali di copas begitu saja dengan mengganti/menghapus nama dan diakui orang lain sebagai karyanya, didepan mata kepalaku sendiri. sebagai manusia biasa aku jengkel dan maunya marah marah. tapi kupikir-pikir ya... sudahlah mungkin kalau karyaku nanti itu bisa membawa manfaat bagi orang lain itu sudah cukup. seharusnya yang copas itulah yang harus "tahu diri" he...he..
ReplyDeleteBetul. Namun energi ini rasanya terkuras mengurusi mereka. Mending bikin posting baru Bu Yuni.
Delete