Ini postingan asal. No problem. Namanya juga blog asal tukar cerita apasaja. Saya tebak sekali waktu pembaca juga akan mampir ke artikel ini. Haha.
Ide pembuatan posting ini adalah pengalaman pribadi barusan kemarin kami memborong jagung manis di sawah tetangga yang lagi dipanen. Setelah dipanen dari pohonnya, tongkol jagung manis langsung dirapikan menggunakan pisau (bulu dan tangkainya dipotong, kulit terluarnya dikupas supaya kelihatan lapisan kulit kedua yang bersih). Setelah itu, jagung dibungkus kantung "kresek" (kantung plastik) merah ukuran besar dan diusung memakai kendaraan bak terbuka (lihat gambar), siap untuk dijual ke pasar. Per kantung plastik dijual seharga 25.000 rupiah, atau per kilo 2.500 rupiah (isi 3 tongkol). Ini tentu lebih murah dibanding jika kita membeli jagung manis rebus yang dijual paling murah seharga 2.500 rupiah per buah.
Jagung manis, per kantung plastik dijual 25.000 rupiah |
Lalu bagaimana cara merebus jagung manis supaya terasa manis? Ini sebenarnya pertanyaan aneh. Namanya jagung manis tentu saja rasanya sudah manis. Hehe. Namun, menurut saya memang ada anjuran supaya rasanya terasa manis dan segar (emangnya air minum?)
|
|
Jagung manis baru petik rasanya akan terasa lebih manis jika langsung direbus, dibanding jika diendon beberapa hari baru direbus. Saya membuktikan hal ini. Sehabis membelinya, saya langsung rebus dan saya santap. Rasanya memang sangat manis dan fresh. Dua tetangga sebelah yang juga ikut membeli pun merasakan hal yang sama. Keesokan harinya, kami merebus lagi sisanya dan kami merasakan perubahan rasa menjadi lebih tawar dari rasa yang kemarin. Sebagian orang lebih suka merebusnya bersama kulitnya, mungkin karena suka aromanya. Tentu saja, setelah lapisan kulit terluar yang kotor itu dikupas. :)
Ulat Jagung
Oh ya, tak perlu risau jika menemukan ulat jagung. Panen musim penghujan seperti sekarang nampaknya memang rentan diserang hama (saya bukan ahli atau petani jagung, hanya kira-kira saja, hehehe). Dan kita sebagai penikmat, tak usah ikut-ikutan menganggap ulat sebagai hama. Kata orang, jika ada ulat hidup pada sayuran maka sayuran aman untuk dimakan. Minimal, pestisida tidak membunuh ulat tersebut. Jadi, dia justru adalah sahabat hidup kita. Dialah sang pertanda, sasmita, ayat hidup kita.
Semoga.
Semoga.
Ulat jagung. Dia sahabat hidup kita. Dialah sang pertanda, sasmita, ayat hidup kita. |