Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Pada kesempatan yang baik
ini, saya juga ingin mengingatkan bahwa pembangunan ekonomi yang tengah
kita lakukan saat ini menghadapi tantangan baru, yaitu situasi ekonomi
dunia yang kurang menggembirakan. Menghadapi situasi seperti ini, kita
membutuhkan kesiapan mental dan kebijakan yang tepat, sebagai langkah
antisi-patif maupun respons terhadap ketidakpastian global. Kita akan
selalu pastikan kebijakan ekonomi yang kita tempuh tepat, terukur dan
menjawab tantangan. Penjelasan lebih rinci tentang hal ini, akan saya
sampaikan dalam pidato siang hari nanti.
Satu hal yang
perlu saya tekankan adalah pentingnya menarik pengalaman berharga dari
pengelolaan ekonomi di saat krisis. Koordinasi yang baik antara otoritas
fiskal, otoritas moneter dan sektor riil sangatlah penting dalam
menghadapi setiap gejolak ekonomi global. Sungguh beruntung bahwa saat
ini kita telah memiliki Forum Stabilitas Sistem Keuangan, FSSK, yang
awalnya beranggotakan Pemerintah, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin
Simpanan. Ketika krisis subprime mortgage terjadi pada 2008, Forum ini
mampu menyelamatkan perekonomian Indonesia. Saya percaya dengan
bergabungnya Otoritas Jasa Keuangan, OJK, akan semakin menguatkan
perekonomian Indonesia dalam menghadapi setiap gejolak perekonomian
dunia.
Penguatan ekonomi domestik juga dilakukan
melalui kebijakan untuk terus mendorong berkembangnya inovasi,
pemanfaatan teknologi, insentif produksi barang setengah jadi
(intermediate goods), serta upaya terus menerus meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Selain itu, ruang fiskal terus kita perbaiki
melalui peningkatan alokasi anggaran terhadap sektor infrastruktur,
perlindungan sosial, transportasi publik dan energi terbarukan.
Tidak
kalah penting dari itu, pemerintah juga terus memperbaiki kinerja
neraca transaksi berjalan melalui peningkatan ekspor, pengelolaan impor,
serta perbaikan iklim investasi melalui sejumlah kebijakan fiskal.
Optima-lisasi penyerapan anggaran juga terus dilakukan.
Melalui
hal ini, serta dukungan dan kerja sama semua pihak, kita optimistis
kesiapan menghadapi setiap gejolak eksternal menjadi lebih baik lagi,
sebagaimana keberha-silan kita melewati krisis ekonomi dunia pada tahun
2008-2009 yang lalu.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Hal
penting kedua yang perlu saya sampaikan adalah terkait dengan bagaimana
kita perlu terus menjaga tole-ransi, serta mengelola kerukunan antar
dan intra umat beragama di Indonesia. Saya mengajak kita semua untuk
semakin menyadari bahwa Bangsa Indonesia adalah bang-sa yang majemuk.
Kita harus memaknai kemajemukan ini sebagai anugerah, sekaligus
kewajiban untuk menge-lolanya secara bijak. Dengan semangat Bhinneka
Tunggal Ika, kita perlu terus memperkuat toleransi. Kita harus terus
mencegah terjadinya benturan dan kekerasan komunal, yang akan mengganggu
ketenteraman hidup masyarakat dan kesatuan bangsa kita.
Pada
kesempatan yang baik ini pula, saya ingin mengingatkan kepada seluruh
rakyat Indonesia, bahwa negara menjamin sepenuhnya keberadaan individu
atau kelompok minoritas. Dalam landasan kebangsaan yang kita anut, kita
tidak membeda-bedakan orang atau kelompok berdasarkan latar belakang
agama, sosial dan budaya serta perbedaan identitas lainnya. Seluruh
warga negara, apa pun latar belakang sosial dan budayanya, memiliki
harkat dan kehormatan yang sama. Dalam perspektif berbangsa, tugas kita
adalah merawat dan menjaga kemajemukan itu, seraya memperkuat persatuan
nasional.
Berdasarkan konstitusi, negara juga menjamin
kebe-basan beribadah bagi setiap warganya menurut agama dan
kepercayaannya. Hendaknya semua orang menghormati aturan konstitusi itu.
Tidaklah dapat dibenarkan, bahwa seseorang atau sebuah kelompok
memaksakan keyakinan-nya kepada mereka yang lain, apalagi disertai
dengan ancaman, intimidasi, dan tindakan kekerasan.
Saudara-saudara,
Semua
yang saya sebutkan tadi merupakan prinsip utama dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yang kita perjuangkan. Kita harus memberikan
perhatian yang penuh agar toleransi tumbuh makin subur di antara segenap
warga negara. Semangat untuk menghormati perbedaan juga perlu terus
didorong untuk menumbuhkan kesediaan saling bekerja sama dan saling
percaya, di antara kelompok-kelompok yang berbeda.
Secara
umum, hubungan antar-kelompok dan golong-an dalam masyarakat kita yang
majemuk, sesungguhnya masih terjaga. Walaupun begitu, saya sungguh
prihatin dengan masih terjadinya sejumlah insiden intoleransi dan
konflik komunal, yang di antaranya bahkan disertai dengan kekerasan.
Sebenarnya, itu semua dapat dicegah apabila kita senantiasa
mengedepankan dialog. Juga apabila se-mua pemimpin dan tokoh di seluruh
Indonesia, apakah pemerintahan, agama, sosial dan budaya, peduli dan
mengambil tanggung jawab bersama.
Kita tidak mungkin
menghilangkan perbedaan, karena perbedaan itu sendiri merupakan ciri
dari masyarakat maje-muk. Yang perlu kita lakukan adalah mencegah
perbedaan itu menjadi konflik yang berujung pada kekerasan. Oleh karena
itu, saya mengajak para pemuka agama dan tokoh masyarakat, serta orang
tua dan para guru, untuk terus menye-maikan nilai-nilai toleransi, dan
prinsip hidup berdam-pingan secara damai.
Ketika
gelombang radikalisme dan ekstrimisme terjadi di banyak belahan dunia,
Indonesia harus tetap mampu mengelola kemajemukan kita. Yang kita
perlukan dalam hal ini adalah sinergi dan kerja sama yang baik antara
pemerintah, para pemimpin agama dan tokoh masyarakat, serta masyarakat
luas.
Saya juga meminta agar insan pers dan media massa
ikut memupuk modal sosial, agar tumbuh menjadi fondasi yang kuat bagi
masyarakat majemuk kita.
Tidak kalah pentingnya dengan
itu semua, saya juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk mengutamakan
dialog. Hindari benturan dan tindak kekerasan. Hendaknya setiap orang
dan kelompok bisa menahan diri dari amarah dan amok, kesewenang-wenangan
dan pengabaian pada hukum, undang-undang dan konstitusi kita.
Di
atas semua itu, marilah kita tumbuhkan solidaritas sosial, yang
dibangun berdasarkan nilai-nilai kebangsaan dan nilai-nilai kemanusiaan
yang universal. Mari kita ciptakan kerukunan dalam kehidupan
bermasyarakat, ber-bangsa, dan bernegara. Itulah gambaran yang saya
percaya, merupakan sendi-sendi paling penting dalam membangun Indonesia
yang maju dan berkeadaban, kuat dan bersatu.
Saudara-saudara,
Kita
bersyukur bahwa masyarakat internasional sangat menghargai kepeloporan
serta kepemimpinan Indonesia dalam ikut memperjuangkan nilai-nilai
toleransi serta kemajemukan, melalui dialog antar-keyakinan dan
peradab-an di tingkat dunia.
Diplomasi Indonesia di
tingkat internasional, terus dilakukan secara aktif untuk ikut
memperjuangkan toleransi dan kemajemukan. Secara bilateral, saat ini
Indonesia memiliki berbagai forum dialog antar-keyakinan, tidak kurang
dengan 22 negara. Sejak tahun 2004, Indonesia juga menjadi pemrakarsa
berbagai forum dialog serupa, baik di kawasan Asia dan Pasifik, maupun
antar-kawasan dalam kerangka Asia Europe Meeting, ASEM.
Di
forum multilateral, Indonesia juga menjadi salah satu motor bagi
terbentuknya "Aliansi Peradaban" di PBB. Bahkan, tahun depan, Indonesia
akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional tersebut yang melibatkan
berbagai unsur penting masyarakat dunia.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Hal
penting ketiga adalah terkait dengan penyelengga-raan dan persiapan
Pemilu 2014, serta suksesi kepemim-pinan nasional. Tahun depan, kita
akan melaksanakan Pemilu Legislatif untuk memilih anggota DPR, DPR
Provinsi, DPR Kabupaten atau kota dan DPD RI. Setelah itu, kita juga
akan menyelenggarakan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Pemilu
tahun depan merupakan pemilu keempat di era reformasi, yang akan
diikuti oleh 12 Partai Politik Nasional dan tiga Partai Politik Lokal di
Aceh. Pemilu juga akan memilih 560 anggota DPR, 132 anggota DPD, 2.137
anggota DPRD Provinsi, dan 20.257 anggota DPRD Kabupaten atau Kota.
Dari
segi pembiayaan, penyelenggaraan kedua pemilu ini juga tidak tergolong
sedikit. Pemerintah mengang-garkan tidak kurang dari Rp17 triliun. Belum
lagi biaya yang akan disediakan oleh para peserta Pemilu. Sungguh ini
sebuah perhelatan demokrasi yang sangat akbar, tidak saja bagi negeri
ini, namun juga dalam bandingannya dengan pemilu di negara-negara
demokrasi lainnya.
Kita semua berharap dan perlu
memastikan bahwa pemilihan umum di tahun 2014, akan berlangsung secara
lancar, tertib, dan damai. Tidak kalah penting dengan itu, kita juga
berharap agar penyelenggaraan pemilu nanti memenuhi semua standar yang
berlaku secara universal, yang dalam tradisi demokrasi haruslah bersifat
bebas dan adil; free and fair. Apa yang sudah kita capai dalam tiga
pemilu demo-kratis sebelumnya, perlu kita pertahankan dan bahkan kita
tingkatkan.
Dalam kesempatan yang baik ini, tentu kita
semua berharap agar semua pihak yang terkait dalam penye-lenggaraan
pemilihan umum 2014, dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan
penuh tanggung jawab. KPU, Bawaslu, baik yang bertugas di tingkat
nasional maupun di daerah, serta DKPP, memikul tanggung jawab penuh bagi
tersele-nggaranya pemilihan yang demokratis. Hendaknya ketiga lembaga
tersebut dapat bekerja sama dan memenuhi segala tugas mereka, sesuai
dengan kewenangan yang diatur dalam undang-undang yang berlaku.
Kita
juga berharap agar partai-partai politik peserta pemilu menjadikan
Pemilu 2014, sebagai kesempatan penting untuk meningkatkan kualitas
demokrasi di negeri ini. Meningkatkan kualitas demokrasi di tanah air
merupa-kan agenda kita bersama. Untuk itu, partai politik hendak-nya
membangun hubungan yang lebih akuntabel dengan para konstituennya.
Demokrasi kita adalah demokrasi perwakilan. Setiap wakil rakyat
hendaknya menjaga kepercayaan yang diberikan para pemilihnya, dan
menjadi-kan amanah tersebut sebagai perjanjian luhur dengan rakyat yang
diwakilinya.
Saudara-saudara,
Di tahun 2014,
kita juga akan menyelenggarakan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Seperti telah kita ketahui, Pilpres kali ini tidak diikuti oleh
incumbent. Sampai saat ini, setidaknya terdapat puluhan nama yang
beredar di media masa. Wajah-wajah baru juga muncul, ikut meramaikan
bursa bakal calon Presiden dan Wakil Presiden.
Semua
wajah menyiratkan hasrat yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi
negeri ini. Sungguh ini sebuah anugerah, karena negeri ini telah
berhasil mendorong munculnya para calon pemimpin baru yang berkualitas
dan siap melanjutkan estafet kepemimpinan di negeri ini. Kita berharap,
setiap terjadi pergantian kepe-mimpinan nasional, terdapat angin segar
yang membawa dua hal sekaligus: pembaharuan dan kesinambungan, change
and continuity.
Mari kita pastikan bahwa setiap calon
mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya, mengambil sebuah tanggung
jawab besar untuk menjadi pemimpin di negeri ini. Mari kita pastikan
juga, agar para calon secara aktif menje-laskan visi dan misi mereka,
serta solusi yang mereka tawarkan untuk mengatasi berbagai permasalahan
bangsa yang kompleks. Mari kita pastikan bahwa rakyat memiliki informasi
yang cukup, untuk menilai para calon pemimpin mereka. Dan akhirnya,
mari kita pastikan bahwa semua tahapan dalam proses pemilihan itu,
berlangsung secara tertib dan transparan.
Biarkan
rakyat yang memiliki kedaulatan untuk memilih pemimpin mereka, yang
diyakini dapat melanjut-kan pembangunan bangsa di masa depan. Pada
akhirnya, kita harus menghormati pilihan mereka. Dalam demokrasi,
rakyatlah yang menentukan, bukan sekelompok kalangan, baik itu
pihak-pihak yang berkuasa, maupun para pengamat dan insan pers. Marilah
kita bertekad untuk memperlakukan setiap suara yang diberikan rakyat,
sebagai sebuah dukungan sekaligus sumber kekuatan, -- menjaga integritas
moral dan semangat yang kuat, untuk berbuat yang terbaik untuk negeri
ini -- bagi siapapun yang terpilih nanti.
Saudara-saudara,
Politik
memang dapat mengambil wajah yang keras. Namun, nilai-nilai dan etika
demokrasi mencegah politik berakhir dengan jalan kekerasan. Dalam
bingkai demo-krasi, kita harus memastikan bahwa para elite politik
memiliki komitmen untuk berkompetisi secara sehat dan sportif, serta
pada saat yang sama bersedia pula untuk membangun konsensus, demi
kepentingan yang lebih besar yakni sebuah kebaikan bersama.
Mereka
yang terpilih di pemilu legislatif, dan mereka yang terpilih dalam
Pemilihan Presiden, sama-sama terikat oleh tanggung jawab untuk
mengutamakan kepentingan yang lebih besar di atas kepentingan partai,
kelompok, atau golongannya. Yang terpilih memiliki kewajiban untuk juga
memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi semua orang tanpa
kecuali, termasuk mereka yang tidak memberikan suaranya kepada diri atau
partainya. Itulah indahnya demokrasi.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Hal
penting keempat yang akan saya sampaikan, ter-kait dengan kewajiban
Negara untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah. Apa yang
akan saya sampaikan ini tentulah bersifat fundamental dan tidak bisa
ditawar-tawar. Di depan sidang yang mulia ini, kita menyatakan tekad
untuk dengan segala upaya, memper-tahankan kedaulatan dan keutuhan
setiap jengkal wilayah, yang secara sah merupakan bagian integral dan
NKRI.
Atas dasar tekad itu pula, kita akan bertindak
tegas dalam menghadapi setiap ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan
wilayah Republik Indonesia.
Alhamdulillah, konflik
Aceh telah berhasil kita akhiri secara damai. Kini saatnya, segenap
elemen masyarakat di Aceh membangun masa depan yang lebih sejahtera,
aman dan damai. Dalam kesempatan ini, saya mengajak kita semua untuk
terus menghindari segala hal yang berpotensi menciptakan kemunduran, dan
kembali ke situasi tidak aman seperti yang kita alami pada masa lalu.
Semua pihak, termasuk kalangan yang ada di Aceh, dengan sepenuh hati
saya harapkan sungguh memegang teguh semangat dan ketulusan hati untuk
mengubur konflik di masa lalu, dan kemudian melangkah ke depan untuk
membangun diri, dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Demikian
pula di Papua, kita terus mengutamakan pendekatan kesejahteraan dan
percepatan pembangunan di Provinsi itu. Penegakan hukum dan keamanan
dilakukan dengan tetap memberikan penghormatan pada Hak-hak Asasi
Manusia, dan kekhususan budaya masyarakat Papua. Pemerintah Pusat terus
meningkatkan besaran anggaran untuk mempercepat dan memperluas
pembangunan di Papua. Saat ini, berbagai program pembangunan
infrastruktur tengah berlangsung secara intensif di berbagai wilayah
Papua. Kita juga sedang merancang suatu formula Otonomi Khusus, yang
mampu memberikan nilai tambah dan terobosan baru bagi terwujudnya
kemajuan dan kemuliaan Papua.
Saudara-saudara,
Di
depan sidang yang mulia ini, kita perlu sekali lagi menegaskan bahwa
Aceh dan Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI. Pendirian
ini merupakan harga mati bagi bangsa Indonesia. Kita berharap pendirian
ini dipahami oleh semua pihak. Hendaknya kita semua, baik di dalam
maupun di luar negeri, menghindari segala bentuk propaganda dan
provokasi yang dapat mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah Republik
Indonesia.
Selama ini, kita senantiasa menghormati
kedaulatan dan integritas wilayah negara lain, negara-negara sahabat
Indonesia Oleh karena itu, kita berharap prinsip yang sama juga
diterapkan secara resiprokal. Melalui penegasan ini saya berharap, agar
semua pihak bekerja secara aktif untuk mencegah aktivitas politik yang
dapat mengakibatkan terganggunya hubungan baik Indonesia dengan
negara-negara sahabat. Jangan lukai perasaan bangsa Indonesia, karena
kami juga tidak ingin melukasi bangsa lain.
Saudara-saudara,
Itulah
empat isu penting dan strategis yang perlu saya sam-paikan pada
kesempatan yang baik ini, yaitu : pengelolaan ekonomi di tengah
perlambatan ekonomi global; peme-liharaan kerukunan dan toleransi;
penyuksesan Pemilu 2014 dan suksesi kepemimpinan; serta pentingnya kita
terus mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
Tentu
saja di luar keempat isu itu, negara dan pemerintah akan terus
melanjutkan apa yang menjadi prioritas dan agenda utama, contohnya di
bidang pencegahan dan pemberantasan korupsi, pencegahan dan
penanggulangan terorisme dan berbagai kejahatan trans-nasional, serta
upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan penyelamatan
lingkungan.
Kita terus melakukan pencegahan dan
pemberantasan korupsi bagi terciptanya ‘Indonesia Yang Makin Bersih’.
Saya terus mendorong institusi penegak hukum, baik Kepolisian, Kejaksaan
maupun KPK, untuk terus melakukan langkah-langkah yang efektif dalam
pence-gahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi tanpa tebang pilih.
Kita
juga terus mengoptimalkan langkah-langkah pena-nganan terhadap ancaman
dan aksi-aksi terorisme. Selain itu upaya konsisten terus kita lakukan
dalam menangani kejahatan transnasional, termasuk pemberantasan
penya-lahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Kita juga
tetap berkomitmen untuk melanjutkan berbagai agenda global terkait
dengan ancaman krisis pangan, energi, dan air bersih, serta mitigasi
dampak dari perubahan iklim.
Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang saya hormati,
Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang saya hormati.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Menutup
Pidato Kenegaraan ini, saya mengajak kita semua untuk juga semakin
berorientasi kepada Indonesia Masa Depan. Tahun ini, genap 68 tahun kita
merdeka. 32 tahun mendatang, pada 2045, kita akan genap 100 tahun
merdeka. Untuk itu, mari teguhkan tekad dan langkah guna mewujudkan
cita-cita Indonesia sebagai Negara Maju, yang lebih mandiri, adil, dan
makmur.
Untuk mempercepat pencapaian cita-cita ini,
kita perlu terus meningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul.
Generasi muda Indonesia harus kita bina dan kembangkan menjadi generasi
yang cerdas, bermental tangguh dan toleran. Kaum perempuan yang
memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, juga perlu kita
berikan peluang lebih besar untuk berkarya dan berkon-tribusi dalam
pembangunan bangsa. Di samping itu, kita juga terus menumbuhkan budaya
inovasi, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi. Bangsa yang maju
adalah bangsa yang inovatif dan kompetitif. Tentu, pemerintah tidak
dapat bekerja sendiri dalam mencapai tujuan ini. Diperlukan dukungan
penuh dan sinergisitas dari segenap lapisan masyarakat—baik masyarakat
sipil, masyarakat politik, maupun masyarakat ekonomi.
Saya
mengajak segenap warga bangsa di seluruh tanah air untuk lebih
menggelorakan semangat menjadikan Indonesia sebagai negara yang terus
bergerak menuju negara maju.
Para pendiri republik
telah mewariskan 4 konsensus dasar, atau empat pilar kehidupan
bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Mari kita jadikan keempat pilar ini menjadi sumber energi dan inspirasi
untuk menyukseskan pembangunan bangsa di masa kini dan masa depan.
Kepada
jajaran pemerintahan dan seluruh rakyat Indo-nesia di manapun berada,
saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus
atas peran serta saudara-saudara dalam menyukseskan agenda pembangunan
nasional selama ini.
Kepada saudara-saudara se-Bangsa
dan se-Tanah Air yang mengabdi di berbagai pelosok Nusantara—di
pulau-pulau terdepan, di pedalaman, hingga di kaki-kaki gunung dan
daerah terpencil nun jauh di sana—Negara sungguh berterima kasih atas
perjuangan dan dedikasi saudara-saudara. Saya bergembira, sebagian dari
saudara-saudara, hadir di antara kita pada hari ini. Saudara yang ada di
balkon atas, adalah para teladan dan putera-puteri bangsa yang
berprestasi dalam berbagai bidang pengabdiannya. Saya bangga atas
prestasi dan keteladanan saudara semua.
Secara khusus,
saya juga ingin menyampaikan penghargaan kepada Para Presiden dan Wakil
Presiden pendahulu saya. Mereka adalah putera-puteri terbaik bang-sa.
Jasa beliau semua sungguh besar untuk kemajuan ne-geri yang kita cintai
ini.
Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT,
melimpahkan rahmat, karunia, dan ridho-Nya kepada kita semua, dalam
membangun bangsa dan negara kita, menuju Indonesia yang lebih maju,
lebih adil, lebih sejah-tera, dan lebih bermartabat.
Dirgahayu Republik Indonesia!
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 16 Agustus 2013
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
sumber: www.setkab.go.id