Suatu ketika saya nimbrung (karena hanya secara informal mengikuti) dalam kuliah Sosiologi Pak Drajat Kartono pada suatu diklat. Dalam diskusi mengenai patologi dalam sosial masyarakat, saya ingat salah seorang peserta mengangkat persoalan yang sempat menggegerkan dunia internet, yaitu “kasus Orang Cina Makan Sup Janin” sebagai contoh penyakit masyarakat. Berita ini beredar di internet beberapa tahun lalu, tapi ternyata telah membekas di antara benak pembacanya. Baru saja sebelum posting ini diunggah, saya juga mendapati sebuah posting di FB yang mengutuki "sup" ini. Entah sampai kapan akan terus beredar di internet.
printscreen hoax yang masih beredar di FB hingga hari ini |
Peselancar dunia maya yang terus meng-update perkembangan lewat penelusuran berita akan menemukan bahwa berita mutakhir telah mengklarifikasi bahwa berita itu hoax atau berita palsu yang berasal dari penyebaran email tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan foto-foto artistik karya seorang seniman Cina kontroversial yang memang mengangkat judul yang thought-provoking: “Eating People”. Di pagelaran itu Zhu Yu, nama sang seniman, menampilkan foto-foto tentang janin yang dimasak dan juga sebuah foto di mana dia memakannya. Orang yang memuat berita “Orang Cina Makan Sup Janin” mungkin dapat melakukan pembenaran karena toh Zhu Yu sendiri mengakui bahwa dia mencuri dari sekolah medis. Namun bagi orang Cina atau tergantung siapa yang disebut dalam berita bohong ini, berita tersebut bisa sangat menyinggung apalagi dibungkus dengan judul dan pemberitaan palsu.
Sebuah pemberitaan palsu adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut adalah palsu. Pemberitaan palsu yang paling umum adalah mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan suatu sebutan yang berbeda dengan barang/kejadian sejatinya yang mana pembaca tidak sadar sedang dibohongi. Kasus menyebarnya hoax seperti di atas bisa terjadi karena kita sebagai pembaca tidak bisa lagi membedakan berita mana yang sahih dan mana yang meragukan sehingga kita pada akhirnya ikut menyebarkan. Yang jelas diuntungkan tentulah pembuat berita, sedangkan penyebarnya belum tentu, tergantung dia sengaja dengan mendiskreditkan sesuatu pada berita tersebut, atau karena ketidaktahuannya menyebarkan berita tanpa melakukan riset terlebih dahulu. Dalam hal ini, hoax bisa menjadi alat legitimasi/justifikasi prasangka terhadap kelompok tertentu, atau menjadi alat promosi suatu produk tertentu.
Berita palsu yang digunakan sebagai alat promosi pernah diterapkan dalam konsep pemasaran yang disebut viral marketing. Teknik pemasaran ini berusaha menyebarkan konten yang membuat orang penasaran untuk mengikutinya ibarat virus. Salah satu viral marketing hoax adalah memanggang pop-corn dengan sinyal beberapa HP yang beredar bermula dari viral marketing device bluetooth. Yang lebih parah, ada hoax yang dipakai satu kelompok untuk menyudutkan kelompok lain. Kejadian kontemporer yang saat ini sedang hangat-hangatnya dibahas adalah kasus Sandy Hook.
Beberapa Jenis Berita Palsu
- Iming-iming hadiah lotere, promosi, undian, dan lain-lain
- Peringatan abal-abal tentang virus berbahaya
- Pengumpulan donasi bencana atau bantuan orang sakit
- Petisi yang tak masuk akal
- Peringatan fiktif mengenai suatu produk, perusahaan, kebijakan pemerintah yang membuat ketakutan pembacanya
Saya sendiri di awal-awal suka membagi berita di facebook juga tak luput dari kesalahan menyebarkan hoax karena ketidaktahuan saya dahulu. Jika sudah paham begini, saya berusaha sedapat mungkin memilah dan memilih informasi di internet secara bijak. Salah satu cara memeriksanya adalah mengunjungi situs Hoax-slayer.com, salah satu situs yang berusaha membongkar hoax yang beredar di internet. Hoax-slayer.com ciri-ciri Berita Bohong berikut ini.
Menebar Berita dengan Iming-Iming atau Ancaman
Menurut hoax-slayer, salah satu indikator yang paling gampang dikenali adalah frase "sebarkan berita ini ke teman-teman Anda". Penulis hoax ingin berita-nya segera menyebar sebanyak dan secepat
mungkin, bila perlu mereka akan menambahinya dengan iming-iming atau Ancaman menakut-nakuti untuk memastikan pesannya dapat berantai dilanjutkan ke orang lain. Berikut ini beberapa iming-iming tipikal hoax: "Bagikan SMS ini ke minimal 10 orang teman Anda, maka Anda akan mendapat rezeki melimpah dari Tuhan.", "Jika Anda mengirimkan pesan ini pada teman Anda, Anda akan mendapat rahmat, ...". Iming-iming ini biasanya masuk kategori TGTBT atau 2G2BT.
Di sisi lain, berita palsu biasanya memanfaatkan ketakutan pembacanya seperti berikut: "Sebarkan kabar ini ke teman Anda. Jika tidak disebar, Anda akan
celaka", "Jika tidak disebar, Anda akan ditimpa bencana tiada henti",
"Barangsiapa tidak menyebarkan berita ini, niscaya akan mendapat laknat
dari Tuhan, musibah", dan sebagainya. Pada zaman kertas dulu teknik ini terkenal dengan sebutan surat berantai. Salah satu contoh yang paling
konyol misalnya dari Aweng Epeng berikut:
"Kawan jgn kirim balik ke aq. Aq juga takut & tolong sebarkan saja, aku dpt pesan ini tiba".Selamat malam, Dik.Fulan,
Nama bpk : bpk Fulan, maaf malam-malam begini mengganggu. Tapi bpk resah karena tali kain kafan bpk lepas & tidak tahu ada dimana. Jika ade tau, balas pesan ini kenomor (08xxxxx) dan jika adik tidak tahu tolong sebarkan sms ini ke tmn" ade minimal 13 karena 13 adalah tanggal kematian bpk. Bpk akan menunggu di pojok kamar ade & jika ade tidak tanyakan Bpk akan muncul disamping ade saat ade tidur nanti malam dengan menyerupai sebuah guling.jangan remehkan pesan ini.
13-04-1963
Menggunakan Bahasa dan Isi yang Emosional
Indikator selanjutnya adalah penulis hoax cenderung memakai bahasa emosional yang dilebih-lebihkan dan tidak sewajarnya. Hoax seringkali dibumbui dengan kata-kata atau frase seperti: "Darurat", "Bahaya", "Awas", "Jangan sampai terlambat", dan lain sebagainya. Isi pun mengaduk emosi kita, jika tidak tentang "bayi yang sekarat butuh pertolongan" maka biasanya "Selamat, Anda beruntung mendapatkan hadiah satu milyar."
Menggunakan Huruf Kapital
Sering juga ditemui berita semacam ini seluruhnya menggunakan huruf kapital untuk penekanan pemberitaan. "HATI-HATI!" Frase "INI KISAH NYATA", "TELAH TERJADI", "BUKAN HOAX" biasanya justru dipakai untuk mempengaruhi dan meyakinkan korbannya.
Menggunakan Bahasa yang Canggih
Untuk menutupi dengan rapi kepalsuannya, berita bohong sering menggunakan bahasa teknis tingkat tinggi untuk mendeskripsikan atau menarasikan isi beritanya.
Berlindung di balik Anonimitas atau Kekaburan Data
Indikator lain dari berita palsu adalah kecenderungan tidak memberikan referensi yang dapat diperiksa pembacanya. Promosi, undian, hadiah yang asli biasanya selalu akan mengacu pada situs atau link perusahaan yang kredibel. Begitu juga peringatan akan virus berbahaya akan merujuk pada informasi laman yang punya reputasi bagus. Hal semacam ini tidak kita temukan pada hoax.
Berikut ini contoh hoax tentang lintang dan kangkung yang sangat tipikal dan menggambarkan ciri-ciri di atas:
>>> HATI-HATI MEMASAK KANGKUNG....!!! (Penggunaan huruf kapital)
mgkn crita ini dpt mnjadi prtimbangan bagi ANDA skalian ktika ANDA hendak makan KANGKUNG. (peringatan fiktif)
Suatu hari, di klinik yg trkenal di Yogya, smua Dokter kbingungan krn ada seorg pemuda asal SOLO bernama RIF'AT SUNGKAR yg mnderita sakit perut. Pemuda itu dbawa ke klinik oleh Ortu nya stlh 2 hari mnderita DIARE. Sdh brmacam obat sakit perut yg dberikan kpd pemuda itu, namun DIARE tdk kunjung
sembuh. (Referensi yang tidak dapat ditelusuri kebenarannya)
Kmudian Ortu pemuda trsbt di tanya oleh Dokter, "makanan apa yg di makan oleh pemuda tsb slama 2 hari ini? "Ortu anak itu kbingungan, krn sjak anaknya DIARE, pemuda tsb tak mau makan, dia hanya minum susu putih, itu pun muntah. Stlh dperiksa, trnyata seblm mnderita DIARE, malam tsb pemuda itu makan Kangkung Tumis diRstoran brsama Ortunya. Dokter sgr mlakukan X-RAY, trnyata dlm usus RIF'AT tlh brkembang biak LINTAH dgn anaknya yg kecil2. Dokter mnyerah dan mnyatakan tdk sanggup mengambil tindakan medis apapun. Akhirnya pemuda malang itu pun MENINGGAL DUNIA. Setelah diperiksa ulang, trnyata Lintah itu seblmnya berada didlm Batang Kangkung yg bsar. Memang, utk pggemar kangkung tumis yg paling enak adalah BATANGNYA. Lintah yg brada di dlam batang kangkung itu tdk akan mati walau dimasak slama 20 menit, apalagi utk kangkung tumis proses mmasak tdk trlalu lama agar mghasilkan rasa kangkung yg sedap. Lintah hanya akan MATI jika DI BAKAR. Didlm usus pemuda tadi, lintah hanya butuh waktu 1 - 2 hari utk brkembang biak. Jika ada kluarga/ teman2 yg mengalami hal tsb, lakukan tindakan dgn mberi minumair Rendaman Tembakau(bisa diambil dari rokok kretek) biasanya lintah "akan kluar dan dlm keadaan mati. (bahasa teknis canggih dan emosional. Namun jika diteliti, tidak ilmiah, bahkan menyesatkan karena menyarankan minum air tembakau)
Kabarkan kpd teman, sahabat, kluarga, atau siapapun yg anda kenal Kirim ke smua kontak anda,,ini bru namanya broadcast yg bermanfaat.... (pesan berantai)
Ini kisah nyata di Yogyakarta !! Jangan di remehkan Dan disarankan bila anda memasak kangkung, Harap belah batangnya" (menakut-nakuti)
Sedemikian rumitnya berita yang beredar di internet membuat kita harus arif menyikapi. Kasus terbaru yang menghebohkan mungkin adalah peristiwa Sandy Hook. Dan sebagai penutup, saya kutipkan petuah orangtua kita sak beja-bejaning wong kang lali, isih begja wong kang eling lan waspada.
Welcome to a new era where seeing is not believing!
Silakan lanjut ke Hoax: Cumi-Cumi Raksasa Terdampar.
ReplyDelete"Nama bpk : bpk Fulan, maaf malam-malam begini mengganggu. Tapi bpk resah karena tali kain kafan bpk lepas & tidak tahu ada dimana. Jika ade tau, balas pesan ini kenomor (08xxxxx)"
Horor bgt pesannya. Iiiiiih....
menurutku kalau hoax nggak usah percaya, ciri ciri hoax yang paling umum adalah: "teruskan pesan ini ke ... teman kamu/ancaman: kalau tidak forward bakal ......." Udah dari dulu banyak pesan model gituan
ReplyDelete