Inilah tujuh tips menerjemahkan yang wajib diketahui oleh siapa saja yang ingin terjun ke dunia penerjemahan, dihimpun langsung dari rahasia dapur para penerjemah profesional yang tergabung dalam Himpunan Penerjemah Indonesia.
Moto Om Eddie |
Apakah Etis Penerjemah Pemula Menawarkan Harga Rendah?
Jika yang dimaksud pemula di sini adalah jam terbang kita masih sedikit, pertimbangkanlah bahwa nanti kita akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk mempelajari istilah dan meriset tentang istilah-istilah yang baru didengar.
Waktu saya baru mulai menjadi penerjemah, memang Alhamdulillah saya sudah punya pengalaman mengajar bahasa Inggris. Pengetahuan tata bahasa sangat membantu saya dalam penerjemahan, khususnya struktur kalimat. Namun, tetap saja saya menghabiskan waktu untuk meriset istilah-istilah yang kurang dimengerti dan rajin konsultasi kamus. Apalagi waktu dulu belum ada internet, email, grup HPI yang cetar membahana ini. Semua ini tetap menjadi bahan pertimbangan saya setiap menerima pekerjaan, dan saya harus tau bagaimana menghargai diri saya dan semua usaha yang akan saya lakukan dalam proses melakukan pekerjaan penerjemahan ini
nantinya.
Kita semua dulu juga melewati tahap-tahap awal dan pahitnya susah, gak dibayar, ditawar sayur (sekarang sih jangan sampe ya), sebelum kita sampai ke kondisi saat ini. Jadi, walaupun pemula jangan pernah menghargai diri Anda dengan rendah..
Simpan Dokumen dari Klien
Usahakan untuk tetap menyimpan dokumen apapun dari klien. Baik dokumen/teks yang dia minta terjemahkan ataupun hasil diskusi/negosiasi di email/chatting/SMS. Kalau saya sendiri biasa tetap menyimpan versi asli dokumen klien. Waktu menerjemahkan, saya buat file baru. Jadi nggak ditumpuk di dokumen yang sama sehingga dokumen asli hilang. Untuk yang email pun begitu, terutama untuk nego yang alot atau melibatkan pihak-pihak lain untuk kerja sama. Semua saya simpan termasuk bukti pembayaran/penagihan. Seringkali saya malah copas isi diskusi di email lengkap dengan nama pengirim dan tanggal pengiriman email ke dokumen Word, lalu saya simpan di hard disk. Jadi saya bisa mengakses semua dokumen dan bukti-bukti apapun, kapanpun saya butuhkan, baik saat online atau tidak. Semoga berkenan.
Mencari Padanan Baru atau Menyerap Istilah Asing?
Eddie R. Notowidigdo:
Menurut pengamatan saya selama menggeluti dunia penerjemahan terdapat dua kutub yang berlawanan. Satu yang bersikeras menggunakan dan mencari/menggali/menciptakan istilah Indonesia dan di sisi lawan yang membiarkan semua istilah asing tetap dalam bahasa asing. Saya berusaha berakrobat di tengah.
Menurut pengamatan saya selama menggeluti dunia penerjemahan terdapat dua kutub yang berlawanan. Satu yang bersikeras menggunakan dan mencari/menggali/menciptakan istilah Indonesia dan di sisi lawan yang membiarkan semua istilah asing tetap dalam bahasa asing. Saya berusaha berakrobat di tengah.
Moto yang saya iklankan di profil ProZ adalah "I'll get your message across". Dalam pernyataan tersebut tersirat bahwa saya berada di sisi pemberi kerja (dia yang bayar) Tugas saya, dan untuk itu saya dibayar oleh dia, adalah untuk menyampaikan pesan dia kepada pembaca terjemahan saya. Dalam praktiknya ada tiga alternatif: (1), saya akan menggunakan istilah bahsa Indonesia
sepanjang istilah tersebut sudah dikenal secara umum, (2) kalau belum dikenal tetapi sudah ada padanannya tetapi belum dikneal luyas, saya tulis padanannya dalam bahasa Indonesia dan menambahkan dalam kurung dengan huruf miring istilah aslinya. (3) Kalau memang belum ada padanannya saya tulis istilah asingnya dengan huruf miring (Italic) dan memberi penjelasan dalam bahasa Indonesia atau membuat catatan kaki.
Pedoman saya, kalau sampai pembaca terjemahan saya harus membuka kamus untuk memahami isinya, saya menganggap diri saya gagal dalam menyampaikan pesan pengguna jasa saya.
Tambahan saran saya, untuk mengasah rasa bahasa asing Anda: read! Read! READ!!!
Ketahui Kemampuan Anda
Kita sebagai penerjemah harus menjaga kredibilitas diri dengan memberikan hasil terbaik untuk klien. Jangan sampai kita memaksakan diri kerja ekstra, karena itu akan merusak badan (saya punya rekan penerjemah tersumpah yang meninggal karena gagal ginjal-walaupun itu pun takdir Tuhan). Sebaliknya, jangan sampai kita merugikan klien karena tidak memberikan hasil yang baik (karena kita pun tidak mau diperlakukan seperti itu bukan?). Uang bukanlah yang utama. Menjaga kredibilitas diri dan tidak merugikan orang lain (baca: klien) itulah yang lebih utama. Saya sangat berharap, melalui HPI ini, kita bisa bersama-sama menjaga nama baik organisasi yang kita cintai ini....
Kuda-Kuda untuk Tagihan
Erich Ekoputra:
Biar menagih tidak terasa kaku, bikinlah pengantar faktur yang tidak pasaran, tunjukkan gaya dan selera Anda.Untuk bulan ini, saya buat begini:
Biar menagih tidak terasa kaku, bikinlah pengantar faktur yang tidak pasaran, tunjukkan gaya dan selera Anda.Untuk bulan ini, saya buat begini:
I thought it was yesterday when the firecrackers were lighting the last night of December. But now it's the end of January ... invoicing time!Di tahun lalu, pernah begini:
End of month, how time flies! We're unfortunately (or luckily?) still on the ground, so I have to invoice you.Tentu saja, yang begini-begini untuk yang bayar dalam batas tenggang. Kalau yang nakal, tetap saja muka tembok:
Please find attacched my invoice for ..... Your prompt payment will be appreciated.
Diskon bagi Klien Penerjemahan
Terkait proyek penerjemahan yang lumayan besar (word count dan juga fee-nya), diskon perlu dan wajar. Memberi diskon tidak berarti kita nurunin rate, tapi untuk menghargai klien yang sudah order besar.
Tekankan kepada klien bahwa diskon bergantung pada proyek. Jangan sampai klien merasa berhak selalu minta diskon.
Tip nomor 7 adalah yang paling lengkap dari Mr. Arif Subiyanto:
haizz... kok ada komentarku lagi.. :-P
ReplyDeleteNyasar ke blog tukang copas ya Mbak :D
Delete