Apa acara malam minggu-mu kali ini? Yang punya pacar sudah tahu apa yang akan dilakukan, tetapi bagaimana dengan jomblo-jomblo atau kita-kita yang sudah berkeluarga (married)? Kali ini saya akan menceritakan pengalaman pribadi khusus buat yang berstatus married.
Akhir-akhir tahun biasanya hujan menghantui tiap hari, termasuk malam minggu kali ini. Itu bisa membuat para petualang malam minggu merana. Saya sendiri yang sudah berkeluarga memilih meluangkan waktu sejenak
bersama dua perempuan yang saya sayangi (tuh terkapar di gambar sebelah, haha). Jam 7.30 WIB, si baju orange tepar duluan (jangan
pernah tanyakan kelelahan seorang ibu! Cobalah memahami beliau-beliau dengan memperhatikan). Si baju putih minta ditemani putar
Noapte Buna dan Zunea-zunea pengantar tidurnya, hingga akhirnya tergolek juga setelah berjuang membelalakkan mata menahan kantuk untuk
melihat clip kesayangannya yang arti sebenarnya pun belumlah dia tau itu (bapaknya aja juga blm ngerti >.<).
Saya mengerti bahwa keadaan tidur sering kali merupakan kondisi yang bisa membuat
muka seseorang merah padam. (Jika tak percaya mintalah org lain mengambil
gambarmu saat tidur). Namun, pada suatu ketika saya pernah memperhatikan
seorang gadis tidur lelap. Dan saya baru menyadari betapa itu adalah
keadaan damai terjujur yang dapat tersampaikan darinya pada kita yang terjaga.
Sejak saat itu, saya suka sesekali mengamati orang-orang tersayang yang tengah terlelap. Saya yakin kalian yang pernah melakukannya akan mengerti apa yang saya maksud.
:)
with Dewa Ayu Erniathi
Kutipan dari Pak Arif Subiyanto (update 17 Maret 2013):
Pandangilah istri, suami atau kekasih yg tergolek lelap di sampingmu. Pandangi mereka, bayangkanlah berapa jauh jarak yang pernah mereka tempuh, jalanan terjal berbatu, bukit lembah padang ilalang yang pernah mereka jejaki bertahun-tahun lalu sebelum perjumpaannya denganmu. Berapa kali mereka kecewa patah hati oleh orang-orang yang hadir sebelum dirimu, berapa banyak pula yang kecewa karena dia tinggalkan setelah dia bulat hati memilihmu? Edarkan pandanganmu sekarang juga keluar jendela, lihatlah taburan jutaan bintang yang memenuhi jagad raya. Sebanyak itu pula huruf yang bisa kalian tuliskan untuk merangkum riwayat perjalanan cintanya dan cintamu. Ibarat sebuah buku, kini dia hadir untukmu, menunggu kau menuliskan bab terakhir dalam tarikh kehidupannya. Engkaulah yang mendapat kehormatan menjadi manusia terakhir dalam epilog lembar hidupnya. Pastikan kisah itu berakhir indah gemilang, seindah ikrar cinta, seterang kemilau cincin emas yg tersemat di jari kalian :)
Dengan Diam
Aku ingin diam,Memperhatikan,
Memandang,
Menikmati
Cantikmu,
Setiamu,
Kejujuranmu,
Pengertianmu,
kebaikanmu,
Semua keindahanmu,
Tanpa keraguan sedikitpun padamu,
Tanpa komentar,
Hanya dengan diam.
Oleh: t-ca 2:54 p.m. on 29 Oct 2003