Baik org yang beriman maupun yang tidak beriman, yang
teis atau yang ateis, mempunyai problem yang sama: yang satu menerima tuhan
menurut gambarannya sendiri, yang lainnya menolak tuhan menurut
gambarannya sendiri. (Johanes Sudrijanta SJ)
Klaim Israel
The promise that is the basis of the term is contained in several verses of Genesis of the Hebrew Bible.
In Genesis 12:1 it is said:
The LORD had said to Abram, "Leave your country, your people and your father's household and go to the land I will show you."
and in Genesis 12:7:
The LORD appeared to Abram and said, "To your offspring [or seed] I will give this land."
Commentators note that it is to Abram's descendants that the land will (in the future tense) be given, not to Abram directly nor there and then. However, in Genesis 15:7 it is said:
He also said to him, "I am the LORD, who brought you out of Ur of the Chaldeans to give you this land to take possession of it."
And in Genesis 15:18-21 the boundary of the promised land is defined in terms of the territory of various ancient peoples, as follows:
“On that day the LORD made a covenant
with Abram and said, "To your descendants I give this land, from the
river of Egypt to the great river, the Euphrates - the land of the
Kenites, Kenizzites, Kadmonites, Hittites, Perizzites, Rephaites,
Amorites, Canaanites, Girgashites and Jebusites."
Klaim Islam
Memperhatikan Genesis di atas, muslim merasa berhak karena disebut sebagai keturunan Ibrahim.Di Al Quran sendiri:
"(Musa
berkata) Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah
ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena
takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi."
Mereka
berkata, “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang
gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya
sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya,
pasti kami akan memasukinya.”
Berkatalah dua orang di antara
orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat
atas keduanya, “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu,
maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada
Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.”
Mereka berkata, “Hai Musa, kami sekali-sekali tidak
akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena
itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua,
sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (QS Al-Maidah:
21-24)
Allah berfirman,”Maka sesungguhnya negeri itu diharamkan
atas mereka selama empat puluh tahun, mereka akan berputar-putar
kebingungan di bumi itu. Maka janganlah kamu bersedih hati orang-orang
yang fasik itu.” (QS. Al-Maidah: 26)
Dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum
muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka
sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan
pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba
Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon
Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim)
Dua Oknum di Langit, Dua Oknum di Bumi
Dulu di langit, Setan, ciptaan Vs Allah, PenciptaSekarang di bumi, Yahudi-Gharqad, ciptaan vs Allah, Pencipta
Pencipta ditentang yang diciptakan? Dogma senjata makan tuan yang menjadi tragedi.